Salin Artikel

Diduga Menderita Masalah Kejiwaan, Tentara Rusia Bunuh 8 Teman Sendiri di Pangkalan Siberia

Insiden itu terjadi di pangkalan Chita saat pergantian jaga. Selain delapan tewas, prajurit itu juga melukai dua temannya.

Dilansir BBC Jumat (24/10/2019), tentara itu diidentifikasi bernama Ramil Shamsutdinov. "Yang bersangkutan sudah ditahan," ujar Kementerian Pertahanan Rusia.

Penembakan itu terjadi di pangkalan kota Gorny, yang terlarang bari publik tanpa izin khusus, dan dikelola oleh direktorat Kemenhan yang mengurusi senjata nuklir.

Dalam keterangan Komite Investigasi, insiden itu terjadi pukul 18.15 waktu setempat, di mana Shamsutdinov membunuh dua perwira dan enam tentara.

Menurut pemberitaan media setempat, kedelapan prajurit itu tewas setelah ditembak di kepala dengan otoritas menyebut tak berkaitan dengan masalah kerja.

"Aksi dari tentara ini mungkin karena masalah kejiwaan, bukan karena tugas militernya," terang Kemenhan Rusia dalam rilis resmi dilansir AFP.

Andrei Kurochkin, Wakil Ketua Committee of Soldiers' Mothers menuturkan, kasus pembunuhan itu adalah dampak dari keputusasaan dan pelecehan.

"Para komandan itu menutup mata dalam kasus perundungan sistematis," katanya. Perwira senior sering menyita ponsel korban untuk mencegahnya mengeluh.

Kurochkin menjelaskan mereka berdalih demi melindungi rahasia negara. Namun faktanya adalah si korban terus mengalami perundungan.

"Jika kasus itu menyeruak, maka penyelidik bakal mewawancarai korban yang sebelumnya sudah dipaksa mengatakan sesuatu," kritiknya.

Kantor berita TASS melaporkan, dua tentara mengalami luka serius dan kemungkinan diterbangkan ke Moskwa untuk menerima perawatan lebih lanjut.

Sebuah komisi yang diketuai langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan Andrei Kartapolov dilaporkan bergegas ke Siberia untuk menyelidiki kasus tersebut.

Setiap pria berisia 18-27 tahun di Rusia harus menjalani wajib militer yang berdurasi 12 bulan, dan mereka bisa memilih apakah melanjutkannya secara profesional.

Pada pertengahan 2000-an, kelompok HAM melaporkan kekerasan dan intimidasi, dikenal sebagai "dedovshchina", pada sistem wajib militer Rusia.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, Kremlin menyatakan sudah melakukan modernisasi dan menghapus praktik kekerasan tersebut.

https://internasional.kompas.com/read/2019/10/26/09383351/diduga-menderita-masalah-kejiwaan-tentara-rusia-bunuh-8-teman-sendiri

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke