Salin Artikel

Akademisi Berjuluk Robocop Ini Unggul di "Exit Poll" Pilpres Tunisia

Saied yang mencalonkan diri dari jalur independen mengalahkan taipan media Nabil Karoui dalam pilpres putaran kedua yang digelar Minggu (13/10/2019).

Dalam Exit Poll, Saied meraup 72,5 persen. Sementara berdasarkan Sigma, dia mendapatkan 76,9 persen, unggul 40 persen dari Karoui.

Ribuan orang pun bergembira dengan turun ke jalan di ibu kota Tunis untuk merayakan kemenangan sang akademisi. Mereka membunyikan klakson dan menyanyikan lagu kebangsaan.

"Ini adalah hari bersejarah. Tunisia kini tengah menyemai buah revolusi. Kais Saied bakal menjadi presiden yang adil. Dia akan membersihkan korupsi," kata Boussairi Abidi.

Dilansir AFP Senin (14/10/2019), capres berusia 61 tahun itu berjanji menciptakan Tunisia baru, dan berterima kasih kepada generasi muda.

Sebagai catatan, 90 persen pemilih berusia 18-25 memilih Saied, berdasarkan laporan Sigma. Berbanding 49,2 persen pemilih di atas 60 tahun.

"Kais Saied, suara dari rakyat Tunisia. Panjang umur Tunisia!" demikian sorakan dari warga yang berkumpul seusai Exi Poll diumumkan.

Salah seorang keluarga Saied, Mustafa El Ghali, mengatakan mantan dosen di hukum konstitusi itu adalah pria jujur yang pantas memimpin Tunisia.

Lahir pada 22 Februari 1958, Kais Saied mengajar di fakultas yudisial dan ilmu politik dari 1999 hingga dia pensiun 2018.

Seusai berhenti mengajar, dia kemudian meluncurkan kampanye melalui pendekatan pintu ke pintu, dan membuatnya meraih dukungan masif.

Si "profesor"

Bagi mahasiswanya, Saied dipanggil profesor meski faktanya, hanya sedikit karya yang dia tulis, dan dia belum mendapat gelar doktor.

Dia mendapat julukan "Robocop" karena presentasi kampanyenya yang kaku serta sikapnya yang hampir tak pernah menampakkan ekspresi.

Namun, seperti dilansir The New Arab, sejumlah mantan muridnya memuji Saied, dengan mereka menyebut dia adalah dosen berdedikasi.

Salah satunya adalah Nessim Ben Gharbia, seorang jurnalis yang sempat mengikuti kursus di bawah bimbingan Saied pada 2011-Juni 2012.

"Dia adalah dosen yang serius, kadang teatrikal. Namun dia selalu bisa ditemui dan siap untuk mendengarkan," kata Ben Gharbia.

Pilpres di Tunisia digelar setelah kematian Presiden Beji Caid Essebsi Juli lalu, dan merupakan pemilihan kedua sejak krisis 2011.

https://internasional.kompas.com/read/2019/10/14/12381741/akademisi-berjuluk-robocop-ini-unggul-di-exit-poll-pilpres-tunisia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke