Salin Artikel

Studi: Jika Pakistan dan India Perang Nuklir, 125 Juta Orang Bakal Tewas

New Delhi kemudian merespons dengan mengirimkan pasukan tank ke kawasan Kashmir yang berada dalam kekuasaan Pakistan.

Khawatir bakal dikuasai India, Pakistan meluncurkan senjata nuklir ke arah pasukan penyerang, memunculkan konflik terbesar dalam sejarah manusia.

Skenario itu dibuat oleh para peneliti dalam makalah yang dipublikasikan Rabu (2/10/2019), di mana lebih dari 100 juta orang bakal tewas, dan suhu dunia menurun hebat sejak era Zaman Es.

Dilansir AFP Kamis (3/10/2019), konflik itu bakal diikuti kelaparan massal dunia karena senjata nuklir menutupi sinar matahari selama 10 tahun.

Studi itu dirilis menyusul ketegangan antara dua rival di Asia Selatan yang terlibat perang memperebutkan Kashmir, dan mengembangkan nuklir mereka.

Saat ini, Pakistan dan India mempunyai 150 senjata pemusnah massal, yang jumlahnya bakal meningkat hingga 200 di 2025.

Alan Robock, profesor ilmu lingkungan di Universitas Rutgers selaku salah satu penulis makalah di Science Advances menerangkan, dua negara masih berkonflik soal Kashmir.

"Setiap bulan, Anda bisa mendengar atau membaca ada orang yang sekarat di kawasan perbatasan dua negara itu," terang Robock.

Perdana Menteri India Narendra Modi menghapus status otonomi Kashmir yang dikuasai New Delhi pada Agustus lalu.

Penghapusan tersebut membuat Perdana Menteri Pakistan Imrah Khan di PBB pekan lalu memperingatkan, ketegangan bisa berujung pada perang nuklir.

Kali terakhir dua negara berseteru di perbatasan adalah pada Februari lalu. Sebelum mendingin setelah Islamabad mengembalikan pilot jet tempur yang mereka tawan.

Pakistan sudah menyatakan bakal menggunakan senjata terkuat mereka jika gagal menghentikan invasi, atau diserang duluan.

Penulis menerangkan meski di skenario Pakistan yang memulai perang nuklir, mereka menegaskan tidak ingin percaya kondisi itu bakal benar-benar terjadi.

Kelaparan Massal

Berdasarkan populasi yang mereka hitung, dengan kawasan pedesaan adalah target paling besar, diperkirakan 135 juta orang bakal tewas jika keduanya mengeluarkan nuklir.

Sebagai perbandingan, selama Perang Dunia II yang berlangsung 1939-1945 silam, sekitar 75-80 juta orang di dunia terbunuh.

Skenario paling mengerikan yang ditawarkan peneliti adalah adanya senjata 100 kiloton, enam kali lebih besar dari bom atom Hiroshima.

Satu semburan udara dari bom itu bisa menewaskan dua juta orang, dan melukai 1,5 juta penduduk lainnya. Namun, sebagian besar bakal tewas akibat badai api setelah ledakan.

Dalam makalah yang disajikan, India bakal menderita korban dua sampai tiga kali lebih banyak dari pada Pakistan.

"Sebab dalam skenario kami, Pakistan akan menggunakan lebih banyak senjata, dan karena India mempunyai lebih banyak populasi dan kota padat penduduk."

Namun jika yang jadi perbandingan adalah populasi perkotaan, maka Islamabad bakal menderita kerugian dua kali lebih banyak dari India, dengan hari kiamat akibat perang nuklir baru dimulai.

Dalam rilis makalah, badai api itu melepaskan 16-36 juta karbon hitam ke atmosfer, dan menyebar dalam beberapa pekan.

Jelaga itu pada akhirnya akan menyerap radiasi matahari, memanaskan udara, serta meningkatkan asap. Pancaran sinar matahari akan menurun antara 20-35 persen.

Permukaan Bumi bakal mendingin 2-5 derajat Celsius, dan mengurangi curah hujan antara 15-30 persen. Bumi bakal mengalami kekurangan pangan dengan dampaknya terasa 10 tahun kemudian.

Robock berharap, penelitian mereka bisa membuka mata dunia bahwa senjata nuklir adalah senjata genosida, jadi tidak bisa digunakan sembarangan.

Johann Chacko, kolumnis Quartz India menuturkan makalah itu memberi perspektif agar dunia bisa menilai kerugian jika mempunyai senjata nuklir.

https://internasional.kompas.com/read/2019/10/03/14142921/studi-jika-pakistan-dan-india-perang-nuklir-125-juta-orang-bakal-tewas

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke