Salin Artikel

Mengenal Tokoh Kunci dalam Upaya Pemakzulan Trump

Investigasi ini akan menentukan apakah Trump melanjutkan mandatnya di Gedung Putih, atau menjadi presiden pertama dalam sejarah AS yang dilengserkan sebelum masa jabatannya berakhir.

Siapa-siapa saja tokoh kunci dalam pemakzulan Trump. Berikut rangkuman Kompas.com dari berbagai sumber:

1. Donald Trump

Taipan real estate yang bertransformasi menjadi politisi itu menghadapi krisis terbesarnya sejak disumpah sebagai Presiden ke-45 AS pada 20 Januari 2017.

Dia lolos dari serangkaian skandal dan kontroversi, bahkan sebelum dia menjabat. Antara lain Video Access Hollywood, kemudian komentarnya terhadap imigran dan Muslim.

Belum lagi penyelidikan dugaan intervensi Rusia di Pilpres 2016. Berbagai dugaan konflik kepentingan belum ada yang bisa menggoyahkan kursi Trump.

Namun, percakapan teleponnya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjadi tantangan terbesarnya pada saat ini.

Presiden berusia 73 tahun itu dituduh meminta bantuan asing, yakni Ukraina, untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden Joe Biden dan putranya, Hunter. Joe menjadi calon kandidat terkuat dalam Pilpres 2020 nanti.

Oposisi Partai Demokrat dengan tegas menyatakan Trump telah menyalahgunakan kekuasannya dan mengkhianati konstitusi, sehingga layak diproses dengan pemakzulan.

Trump yang berang menuding Demokrat sedang melakukan “witch hunt” untuk menjatuhkan dirinya. Dia juga mengecam proses pemakzulan sebagai “kudeta”.

2. Volodymyr Zelensky

Nama presiden yang menjabat sejak Mei lalu menjadi buah bibir dunia setelah kemenangan spektakulernya di pilpres Ukraina.

Sepert Trump, Zelensky tidak memiliki pengalaman politik sebelum menjabat sebagai presiden. Politisi muda berusia 41 tahun ini adalah seorang pelawak yang populer dengan acara televisinya bernama Servant of the People.

Kemenangan telak dengan raihan 73,22 persen ditengarai muaknya rakyat Ukraina terhadap politisi korup yang selama ini berkuasa, sehingga Zelensky dianggap sosok baru yang diharapkan membawa angin reformasi.

Namun baru empat bulan menjabat, dia mendapat malu karena mengiyakan permintaan Trump untuk menginvestigasi Biden. Dia menyangkal sudah ditekan oleh Trump.

3. Joe Biden dan Hunter Biden

“Obsesi” Trump terhadap Joe Biden menjadi cikal bakal penyelidikan pemakzulan. Trump diduga berusaha mencari keborokan Biden yang menurut angka survei adalah pesaing terkuat yang berpotensi mengalahkannya pada Pilpres 2020.

Trump menuding mantan wakil Barack Obama itu telah menyalahgunakan jabatannya karena melobi supaya Jaksa Penuntut Ukraina Viktor Shokin dipecat pada Desember 2015.

Ketika itu, Shokin tengah menyelidiki dugaan korupsi, pencucian uang, dan penyelewengan pajak di perusahaan gas bernama Burisma di mana Hunter Biden duduk di kursi direksi.

Hunter adalah seorang pelobi dan pengacara. Hasil investigasi menyatakan Hunter tidak melakukan perbuatan kriminal. Korupsi di Burisma disebut telah terjadi sebelum Hunter bergabung dengan perusahaan.

4. Viktor Shokin dan Yuri Lutsenko

Viktor Shokin menjabat sebagai Jaksa Penuntut Umum Ukraina selama setahun dari Februari 2015 hingga Maret 2016.

Biden tidak membantah bahwa dia sempat meminta Presiden Ukraina saat itu, Petro Poroshenko, untuk merekomendasikan pemecatan.

Sebab menurut Biden, Shokin terlalu permisif terhadap korupsi yang merajalela. Bahkan, dia mengancam AS bakal membekukan bantuan keuangan jika jaksa 66 tahun itu tak dicopot.

Shokin akhirnya dipecat oleh parlemen Ukraina. Yuri Lutsenko sebagai penggantinya dengan tegas memberitahu pengacara Trump, Rudy Giuliani, bahwa tidak ada temuan bukti Joe dan Hunter Biden telah melakukan perbuatan kriminal.

Lutsenko juga menyebut dia berkali-kali menolak permintaan Giuliani untuk menginvestigasi Biden dan putranya.

5. Rudy Giuliani

Giuliani merupakan politisi veteran yang pernah menjabat sebagai Wali Kota New York ketika serangan teroris 11 September 2001 mengguncang.

Politisi berusia 75 tahun ini maju sebagai capres di pilpres 2008, namun dikalahkan oleh Senator Arizona, mendiang John McCain, di pemilihan pendahuluan (primary) Partai Republik.

Giuliani kembali muncul ke publik di masa pilpres 2016 karena dukungannya terhadap Trump. Sempat menjadi calon Menteri Luar Negeri di kabinet Trump, dia kemudian ditunjuk menjadi pengacara pribadi Trump.

Nama Giuliani masuk ke pusaran pemakzulan karena peran utamanya dalam melobi pemerintah Ukraina untuk menyelidiki Joe Biden dan putranya. Giuliani tidak membantah apa yang dilakukannya.

DPR AS telah meminta Giuliani untuk menyerahkan semua bukti komunikasinya dengan pemerintah Ukraina.

6. Nancy Pelosi

Politisi perempuan paling berkuasa di Washington ini menjabat periode keduanya sebagai Ketua DPR sejak Januari 2019.

Memimpin kaukus Demokrat sejak 2003, politisi berumur 79 tahun ini sebelumnya telah dipercaya sebagai Ketua DPR dari 2007 hingga 2011.

Setelah awalnya menentang upaya pemakzulan Trump, Pelosi akhirnya mengumumkan pekan lalu penyelidikan formal untuk pemakzulan Trump.

"Tindakan Presiden Trump mengungkap fakta yang tidak terhormat berupa pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya, terhadap keamanan nasional serta integritas pemilu kita," ujar anggota DPR dari California itu.

7. Adam Schiff

Ketua Komite Intelijen DPR AS ini menjadi wajah pemakzulan di mana dia menjadi tokoh utama penyelidikan.

Pengkritik keras Trump ini kerap bersitegang dengan sang presiden di Twitter. Belakangan Trump menyerukan agar Schiff ditangkap atas dasar “pengkhianatan”.

Schiff juga memimpin penyelidikan dugaan intervensi Rusia terhadap Pilpres 2016.

8. Mike Pence dan Mike Pompeo

Sejauh ini, belum begitu jelas sejah mana keterlibatan Wapres AS Mike Pence dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam skandal Trump dengan Zelensky.

Trump sempat menyebut agar media mencari tahu percakapan telepon Pence karena wapres berusia 60 tahun itu juga berkomunikasi dengan Ukraina.

Pompeo yang merupakan salah satu anggota kabinet kepercayaan Trump diberitakan ikut duduk dan mendengar percakapan telepon Trump dengan Zelensky.

Mantan anggota DPR dari negara bagian Kansas ini menuduh Partai Demokrat telah melakukan intimidasi dalam menjalankan penyelidikan.

Dia juga memperingatkan kepada staf Departemen Luar Negeri untuk tidak hadir memenuhi panggilan dari komite penyelidikan beberapa hari mendatang.

9. "Whistleblower"

Sosok terakhir tidak lain tidak bukan adalah whistleblower (pelapor) yang mengangkat skandal ini ke publik.

Hanya segelintir orang yang tahu identitasnya. The New York Times dalam laporannya pada Kamis (26/9/2019) menyebut dia adalah seseorang yang bekerja untuk Badan Intelijen Pusat (CIA) dan sempat diperbantukan di Gedung Putih.

Keluhan yang diajukan whistleblower menyebut Trump telah menggunakan kekuasaannya sebagai presiden AS untuk menekan presiden Ukraina agar bersedia menggelar penyelidikan terhadap Joe Biden dan putranya.

Trump dengan jengkel menyamakan " whistleblower" bersangkutan sebagai mata-mata atau pengkhianat

https://internasional.kompas.com/read/2019/10/02/13310201/mengenal-tokoh-kunci-dalam-upaya-pemakzulan-trump

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke