Salin Artikel

Rusia Desak AS Tak Rilis Percakapan Trump dan Putin

Desakan itu muncul setelah Trump menjadi subyek penyelidikan pemakzulan buntut perbincangannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Saat hadir di PBB, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menganalogikan percakapan telepon itu dengan surat yang tak bisa dibaca orang lain.

"Itu tak senonoh. Dalam dua orang yang dipilih oleh negaranya, ada tata krama diplomatik yang membutuhkan kerahasiaan tertentu," ujar Lavrov.

Dilansir AFP Jumat (27/9/2019), Gedung Putih merilis percakapan telepon Trump dan Zelensky pada 25 Juli yang menjadi inti penyelidikan pemakzulan.

Percakapan itu menunjukkan Trump meminta kepada Zelensky supaya menyelidiki kasus yang membeli anak lawan politiknya, Joe Biden.

House of Representatives (DPR AS) yang dikuasai oposisi Demokrat bakal menyelidiki apakah Trump menahan bantuan militer Ukraina senilai 400 juta dollar, atau Rp 5,6 triliun.

Penahanan bantuan itu disebut merupakan cara Trump untuk menekan Zelensky guna membuka investigasi kasus putra Biden, Hunter.

Lavrov yang bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengkritik politisi dan media AS karena meminta rilis transkrip percakapan Trump dan Zelensky.

Dia mengaku tidak paham dengan demokrasi di mana satu pihak mendesak pemerintah untuk mengeluarkan penjelasan. "Bagaimana kalian bisa hidup dalam kondisi itu?" tanyanya.

Adapun hubungan Trump dan Putin juga menjadi sorotan, di mana presiden 73 tahun itu kerap melontarkan pujian kepada Putin.

Selain itu, Trump juga menyangkal laporan intelijen bahwa Putin mengintervensi Pilpres AS 2016 yang memenangkan dirinya.

Tapi, investigasi yang dipimpin mantan Direktur FBI Robert Mueller tak menemukan bukti tim kampanye Trump terlibat kerja sama dengan Rusia.

https://internasional.kompas.com/read/2019/09/28/08132851/rusia-desak-as-tak-rilis-percakapan-trump-dan-putin

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke