Salin Artikel

Kabut Asap Selimuti Langit di Thailand Selatan, Disebut Akibat Karhutla di Indonesia

Diduga kabut asap tersebut berasal dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia.

Dilansir The Straits Times, kabut asap tersebut menyelimuti kawasan Phuket dan Hat Yai, menyebabkan kualitas udara di dua tempat tersebut berada pada level "tidak sehat".

Indeks Kualitas Udara (AQI) di resor pulau populer, Phuket, mencapai angka 158 pada pukul 09.00 pagi, sebelum turun menjadi 119 pada siang hari, menurut laman situs aquicn.org, yang berbasis di Beijing.

Sedangkan AQI di distrik Hat Yai, provinsi Songkhla, dilaporkan melonjak menjadi 161 pada siang hari.

Kabut asap juga sempat dilaporkan terlihat di wilayah provinsi Yala sejak Kamis (19/9/2019) hingga Sabtu (21/9/2019) pekan lalu, sebelum menghilang.

Pembacaan AQI dapat diklasifikasikan baik jika berada pada level 0-50, kemudian sedang untuk level 51-100, dan tidak sehat untuk level 101-200.

Sedangkan untuk angka 201-300 maka diklasifikasikan sebagai sangat tidak sehat dan 301 ke atas merupakan level berbahaya.

Sementara angka partinel PM2.5 di Phuket tercatat berada pada level 57 mikrogram per meter kubik, atau sudah pada level berbahaya bagi kesehatan, menurut Departemen Kontrol Polusi.

Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana setempat telah mengeluarkan peringatan kepada warga yang beraktivitas di luar ruangan, termasuk mengemudi dan berlayar.

Warga juga diingatkan untuk selalu mengenakan masker saat berada di luar ruangan dan menjaga pintu dan jendela tertutup rapat agar mencegah masuknya asap ke dalam ruangan.

Menurut pejabat departemen, Charn Jindachote, kabut asap lebih tebal terlihat di pantai-pantai di pulau dibandingkan di puast kota, karena perbukitan yang menghalangi asap bertiup ke daratan.

"Asap terjadi di Phuket sekitar waktu ini setiap tahun sebagai akibat dari pembakaran pertanian di Indonesia, tetapi tahun ini adalah yang terburuk, karena tidak ada hujan, dan angin tidak cukup untuk membawa kabut asap ke tempat lain," kata Charn, dikutip The Straits Times.

Kendati kabut asap membuat level udara tidak sehat, namun otoritas bandara internasional Phuket mengonfirmasi bahwa tidak ada penerbangan yang sampai harus dibatalkan atau terganggu.

Sementara upaya penanganan telah dilakukan pemerintah setempat dengan menyemprotkan air di daerah yang terkena dampak kabut asap.

Kabut asal akibat kebakaran hutan dan lahan di pulau Sumatra dan Kalimantan di Indonesia dilaporkan telah mempengaruhi negara tetangga Singapura dan Malaysia.

Meski disebut terjadi setiap tahun, namun kabut asap tahun ini dianggap sebagai salah satu yang terburuk sejak 2015.

Kabut asap tahun ini juga telah memaksa ribuan sekolah di Indonesia dan Malaysia untuk ditutup sementara.

Kualitas udara di Singapura tetap berada pada level tidak sehat pada Senin pagi, dengan Indeks Standar Pencemar 24 jam untuk semua wilayah berada di angka lebih dari 100. Diharapkan hujan dapat segera turun untuk meringankan dampak kabut asap tersebut.

https://internasional.kompas.com/read/2019/09/23/19282121/kabut-asap-selimuti-langit-di-thailand-selatan-disebut-akibat-karhutla

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke