Salin Artikel

Aksi Demo Hong Kong, Bendera China Diinjak-injak dan Dibuang ke Sungai

Para pengunjuk rasa bahkan terlihat melecehkan bendera China, dengan menginjak-injak dan membuangnya ke sungai.

Diberitakan BBC Indonesia, aksi demonstrasi yang telah memasuki pekan ke-16 tersebut menyasar pusat perbelanjaan di Sha Tin.

Unjuk rasa yang digelar tanpa izin di pusat perbelanjaan New Town Plaza itu awalnya berlangsung damai dan dalam skala kecil.

Namun aksi berubah menjadi diwarnai kekerasan, dengan eskalator dan panel kaca menjadi sasaran para demonstran. Pengunjuk rasa diduga menyerang toko-toko yang pro-China daratan.

Aparat keamanan sebelumnya juga telah mencegah terjadinya kerusuhan besar di sistem kereta bandara.

Rekaman video dan foto-foto yang beredar bahkan memperlihatkan peserta aksi unjuk rasa yang menginjak-injak bendera China sebelum kemudian membawa dan membuangnya ke sungai.

Para demonstran yang mengenakan topeng juga terlihat memecah panel peta informasi menggunakan tabung pemadam kebakaran, sebelum menyemprotkan air dan melemparkan tempat sampah ke eskalator.

Polisi anti-huru hara terpaksa menutup mal dan stasiun kereta yang menghubungkan lokasi di Sha Tin, sebuah kawasan yang terletak di bagian utara Hong Kong.

Di luar mal, massa pengunjuk rasa mulai membongkar batu bata dari trotoar dan melemparkannya ke arah polisi, yang membalas dengan menembakkan gas air mata.

Sebuah barikade juga tampak dibakar di salah satu sudut jalan di Sha Tin.

Pusat perbelanjaan mewah, Elements di Kowloon juga ditutup setelah polisi berhadapan dengan pengunjuk rasa, demikian dilansir surat kabar SCMP.

Bandara juga kembali menjadi sasaran utama pengunjuk rasa, dengan kelompok protes melalui dunia maya, menyerukan untuk dilakukannya "tes stres" pada hari Minggu.

Tetapi pihak kepolisian telah meningkatkan keamanan dan otoritas berwenang mengurangi jaringan transportasi untuk mencegah potensi kerusuhan.

Jalur kereta Airport Express hanya dibuka bagi penumpang yang naik di pulau Hong Kong dan hanya warga yang memegang tiket penerbangan yang bisa naik.

Alasan Pengrusakan

Koresponden BBC di Hong Kong, Stephen McDonell, mengatakan, pengrusakan pusat perbelanjaan dan stasiun kereta Sha Tin menunjukkan jurang pemisah yang telah terbuka lebar di kota ini, antara bagian-bagian masyarakat dan apa yang menurut mereka bisa dibenarkan secara moral.

Seorang perwira polisi senior mengatakan kepada wartawan pekan lalu, dirinya tidak percaya betapa banyak anak muda kini berpikir bahwa pelanggaran hukum bisa diterima jika tujuannya benar.

Para aktivis yang sebagian besar kaum muda menghancurkan mesin tiket.

Mereka mengatakan operator jaringan kereta telah berkolusi dengan pihak berwenang untuk menutup layanan di daerah-daerah tempat unjuk rasa direncanakan.

Dan karenanya, mereka berpendapat, stasiun layak dijadikan sasaran.

Mereka juga mengatakan bahwa dua bulan lalu pusat perbelanjaan di Sha Tin membiarkan polisi untuk menangkap para aktivis sehingga tempat tersebut juga menjadi target pengrusakan.

Latar Belakang Aksi Unjuk Rasa

Aksi protes di Hong Kong telah dimulai sejak Juni lalu, sebagai bentuk perlawanan terhadap RUU yang akan memungkinkan tersangka kriminal di Hong Kong untuk diekstradisi ke China daratan.

Para pengkritik RUU ini mengatakan orang yang diekstradisi bisa menghadapi pelanggaran HAM.

RUU itu awalnya ditangguhkan, dan kemudian ditarik sepenuhnya, tapi langkah ini gagal memadamkan kemarahan para pemrotes.

Tuntutan mereka telah ditolak oleh Kepala Eksekutif Beijing dan Hong Kong Carrie Lam, yang pada hari Minggu kembali bersumpah untuk menghentikan kekerasan.

Aksi protes ini juga telah berkembang menjadi kampanye pro-demokrasi yang lebih luas.

Isu-isu seperti hak pilih universal, tuntutan akan penyelidikan terhadap tindakan polisi, dan dugaan keterlibatan geng dalam melawan unjuk rasa telah mengemuka.

https://internasional.kompas.com/read/2019/09/23/09070891/aksi-demo-hong-kong-bendera-china-diinjak-injak-dan-dibuang-ke-sungai

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke