Salin Artikel

"Kebahagiaan di Pesta Pernikahan Saya Hilang karena Bom Bunuh Diri"

Momen keceriaan dan kegembiraan berubah menjadi ratap serta isak tangis ketika pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya, menewaskan 63 undangan di antaranya.

Ledakan masif yang terjadi di sebelah barat ibu kota Kabul itu terjadi di tengah perundingan antara Amerika Serikat (AS) dan Taliban terkait pengurangan pasukan AS.

Mirwais itu mengingat kembali dia menyambut tamu dengan senyuman di pesta pernikahan ketika beberapa jam kemudian, mereka tewas akibat ledakan bom bunuh diri.

"Serangan itu mengubah kegembiraan saya menjadi penderitaan," ucap Mirwais kepada televisi lokal Tolo News seperti dikutip kantor berita AFP Minggu (18/8/2019).

Dia mengisahkan bagaimana keluarga dan istrinya begitu terkejut dan tak mampu berkata apa-apa karena serangan itu. Bahkan sang istri berkali-kali pingsan.

"Aku kehilangan saudara, dan teman. Kebahagiaan di pesta pernikahan hilang karena bom bunuh diri. Saya tak akan bahagia lagi selamanya," ratap Mirwais.

"Di antara korban tewas terdapat perempuan dan anak-anak," beber Nasrat Rahimi, juru bicara kementerian dalam negeri yang menambahkan, ada 182 orang terluka.

Pesta pernikahan di Afghanistan merupakan peristiwa epik dan meriah, di mana ratusan, atau bahkan ribuan tamu datang dan merayakan selama berjam-jam.

Munir Ahmad, salah satu korban luka yang sepupunya tewas dalam ledakan menuturkan, para tamu serta berdansa dan merayakan pesta ketika bom meledak.

"Setelah ledakan, terjadi kekacauan di mana orang-orang berteriak dan menangisi kerabat yang menjadi korban," ujar Ahmad yang dirawat karena terkena pecahan.

Sementara tamu lainnya Hameed Quresh mengungkapkan Mirwais dan istrinya baru saja mengucapkan janji suci dengan serangan itu diklaim oleh kelompok ISIS.

"Kami langsung pingsan setelah ledakan terjadi. Kami tidak tahu siapa yang membawa kami ke rumah sakit," lanjut Quresh yang kehilangan satu adiknya.

Dalam klaim yang diunggah di Telegram, ISIS menyatakan salah satu anggota mereka meledakkan di "pertemuan besar" di Kabul, dengan yang lain meledak saat keamanan datang.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengecam dan menyebut sebagai "tindakan barbar". Sementara Kepala Eksekutif Abdullah Abdullah menyatakan "kejahatan terhadap kemanusiaan".

Kelompok pemberontak secara teratur menyerang pesta pernikahan karena merupakan target paling mudah dengan polisi jarang melakukan pengamanan di sana.

Ekspektasi meningkat setelah AS menyiratkan bakal menarik 14.000 tentara yang bermarkas di Afghanistan setelah konflik yang berlangsung selama dua dekade.

Sebagai gantinya, Taliban menyatakan bakal memberikan jaminan keamanan, termasuk berjanji tidak akan menjadikan Afghanistan sebagai persembunyian jihadis.

Kesepakatan itu bisa membuat Washington keluar dari perang terlama yang mereka jalani, namun analis tidak yakin bakal segera memberikan kedamaian di sana.

Warga lokal mengaku takut jika Taliban kembali berkuasa. Seperti mencabut hak bagi perempuan, atau malah membuat negara itu terbenam dalam perang saudara brutal.

https://internasional.kompas.com/read/2019/08/18/22472501/kebahagiaan-di-pesta-pernikahan-saya-hilang-karena-bom-bunuh-diri

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke