Salin Artikel

Bahas Situasi Yaman, Putra Mahkota Abu Dhabi Temui Raja Salman

Kunjungan putra mahkota Abu Dhabi tersebut menyusul terjadinya bentrokan antara pasukan loyalis pemerintah Yaman yang didukung Saudi dengan pasukan yang didukung Uni Emirat Arab.

Pertempuran di Aden, kota kedua Yaman, terjadi antara pasukan pemerintah Yaman melawan pasukan Sabuk Keamanan (SBF) yang dilatih UEA. Kedua pasukan tersebut sama-sama memerangi kelompok pemberontak Houthi sejak 2015.

Sementara kedua pasukan secara teknis didukung koalisi militer Saudi dan UEA, pasukan SBF sebagian besar merupakan pejuang yang menentang Presiden Abedrabbo Mansour Hadi dan ingin mewujudkan kemerdekaan Yaman Selatan.

Setelah bertemu dengan Raja Salman di Mekkah, Senin (12/8/2019), Putra Mahkota Abu Dhabi mengatakan bahwa cara untuk menyelesaikan konflik di Yaman adalah melalui dialog.

Dalam pernyataan yang dirilis kantor berita resmi UEA, WAM, putra mahkota Abu Dhabi selama kunjungan singkatnya di Saudi, mendukung pertemuan mendesak antara pihak-pihak yang bertikai.

"Pertemuan mendesak diperlukan untuk mewujudkan kepentingan bersama demi stabilitas Yaman," ujar Pangeran Mohammed, dikutip AFP.

Pangeran Mohammed turut mendesak kepada faksi-faksi Yaman untuk mengambil kesempatan ini, guna melakukan pembicaraan demi tercapainya konsensus yang akan membawa kepentingan terbaik rakyat Yaman.

Diberitakan sebelumnya, pertempuran terjadi pada Sabtu (10/8/2019) akhir pekan lalu, di mana pasukan SBF merebut istana kepresidenan di Aden dan kamp-kamp militer di kota kedua Yaman tersebut.

Konflik tersebut berpeluang membuka kembali perang saudara yang telah lama menghancurkan Negara Arab termiskin itu.

Pemerintah Yaman telah menuding UEA dan kelompok separatis Dewan Transisi Selatan (STC), yang diperkuat pasukan SBF, melakukan "kudeta" terhadap pemerintah yang sah.

Pemerintah Yaman telah memindahkan ibu kota pemerintahannya ke Aden, setelah Sanaa dikuasai Houthi pada 2016. Namun Presiden Hadi berbasis di Arab Saudi, yang menjadi sekutu terkuat negara itu.

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi menyerukan gencatan senjata antara kedua pihak di Aden dan mengancam akan menggunakan kekuatan militer terhadap siapa pun yang melanggarnya.

Arab Saudi juga meminta agar segera digelar pertemuan darurat antara pihak-pihak yang bertikai untuk mengakhiri perselisihan.

Juru bicara STC mengatakan pada hari Sabtu situasi sudah stabil dan mereka bekerja untuk memulihkan jaringan air yang rusak akibat pertempuran.

Menurut International Crisis Group, bentrokan yang terjadi pada Sabtu lalu membutuhkan intervensi diplomatik yang kuat dari PBB, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab untuk mencegah terjadinya konflik yang lebih buruk.

Komite Palang Merah Yaman juga meminta semua pihak untuk menyelamatkan warga sipil dari wilayah konfrontasi.

Hubungan antara pasukan SBF dengan pasukan pemerintah Yaman telah mengalami ketegangan dalam beberapa tahun terakhir.

Bentrokan pada akhir pekan lalu bukan yang pertama kali terjadi antara bagi kedua pihak yang sama-sama memerangi kelompok Houthi itu.

Pada Januari 2018, kedua pasukan sempat bertempur selama tiga hari dan menewaskan 38 orang dan melukai 222 lainnya.

Pasukan SBF menuduh pemerintah Hadi mengizinkan kelompok Islamis masuk dalam barisan mereka dan mendukung Ikhwanul Muslimin.

https://internasional.kompas.com/read/2019/08/12/23572251/bahas-situasi-yaman-putra-mahkota-abu-dhabi-temui-raja-salman

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke