Salin Artikel

Gas Air Mata dan Peluru Karet Tak Mampu Atasi Unjuk Rasa, Polisi Hong Kong Kerahkan Meriam Air

Langkah mengerahkan truk meriam air diambil setelah gas air mata dan peluru karet gagal menghentikan aksi yang telah berlangsung dua bulan itu.

Polisi meluncurkan dua truk meriam air, pada Senin (12/8/2019), sebagai upaya menanggulangi massa pengunjuk rasa. Ini menjadi pertama kalinya otoritas berwajib Hong Kong menggunakan kendaraan itu selama berlangsungnya krisis.

Polisi mendemonstrasikan cara kerja kendaraan tersebut pada sejumlah boneka yang ditempatkan dalam berbagai jarak yang berbeda.

Kendaraan meriam air baru milik Kepolisian Hong Kong itu dilaporkan dipesan sebanyak tiga unit dengan nilai total sekitar 27 juta dollar Hong Kong (sekitar Rp 49 miliar), meski harga tersebut belum dikonfirmasi.

Dalam bentrokan selama akhir pekan kemarin, polisi anti-huru hara menembakkan gas air mata ke arah massa pengunjuk rasa yang memadati jalan-jalan di wilayah perbelanjaan serta di stasiun kereta bawah tanah.

Sebaliknya, para pengunjuk rasa melemparkan potongan batu dan benda-benda lainnya, selain juga menggunakan semprotan pemadam api dan air ke arah petugas.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan sekitar 45 orang terluka akibat bentrokan yang terjadi di sejumlah lokasi tersebut, termasuk dua di antaranya yang dilaporkan dalam kondisi luka serius.

Seorang wanita pengunjuk rasa dilaporkan mengalami cedera serius di bagian wajah setelah terkena lemparan benda tumpul.

Seorang aktivis pro-demokrasi mengatakan, polisi juga menangkap para pengunjuk rasa. Polisi itu berpakaian preman, mengenakan pakaian hitam, dan menyusup ke dalam barisan pengunjuk rasa untuk menangkap mereka.

Disampaikan Inspektur Senior Polisi Hong Kong, Chan Kin-kwok, kepada anggota parlemen, kendaraan meriam air hanya akan digunakan apabila terjadi gangguan publik besar-besaran yang berpotensi menimbulkan korban jiwa atau jika ada ancaman serius terhadap ketertiban umum dan keselamatan publik.

"Kendaraan tersebut merupakan salah sati opsi kami dalam penggunaan kekuatan dan taktik khusus," tambahnya dalam presentasi di harapan anggota parlemen.

Agenda presentasi itu juga sempat diwarnai ketegangan antara anggota parlemen pro-demokrasi, yang hadir membawa plakat bertuliskan "Polisi Hong Kong Pembunuh", berselisih dengan anggota parlemen pro-Beijing, yang mendukung polisi dalam menanggapi para pengunjuk rasa.

"Kami baru-baru ini melihat bahwa kemampuan polisi dalam mengendalikan emosi mereka sangat buruk," kata Lam Cheuk-ting, salah seorang anggota parlemen pro-demokrasi, yang menuduh polisi telah menyalahgunakan kekuatan mereka untuk menyerang pengunjuk rasa yang tidak melawan.

Aksi unjuk rasa menentang pemerintah Hong Kong tercatat sudah terjadi setiap akhir pekan selama 10 minggu berturut-turut.

Aksi yang awalnya dipicu penolakan terhadap UU Ekstradisi, kini berkembang menjadi gerakan menuntut reformasi demokrasi secara luas, termasuk mendesak kepala eksekutif Hong Kong Carrie Lam untuk mundur.

https://internasional.kompas.com/read/2019/08/12/17083651/gas-air-mata-dan-peluru-karet-tak-mampu-atasi-unjuk-rasa-polisi-hong

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke