Salin Artikel

Dua Orang Meninggal di Rumah Sakit, Korban Tewas Penembakan Massal Texas Jadi 22 Orang

Menurut keterangan pihak kepolisian El Paso melalui akun Twitter, seorang korban luka meninggal pada Senin dini hari, sementara yang kedua menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat.

Insiden penembakan massal yang terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Texas itu telah menjadi salah satu kasus penembakan massal terburuk dalam sejarah Amerika Serikat.

Pelaku penembakan, yang diidentifikasi sebagai Patrick Crusius (21), telah menyerah kepada polisi usai melancarkan aksinya menembaki pengunjung mal secara membabi buta.

Tersangka juga telah didakwa dengan satu tuduhan pembunuhan besar-besaran, menurut dokumen pengadilan, dan memungkinkan otoritas setempat untuk tetap menahannya selama proses penyelidikan berlangsung.

Pihak berwenang juga tengah menyelidiki sebuah manifesto yang diunggah secara online sebelum insiden penembakan terjadi, yang diduga ditulis pelaku.

Manifesto tersebut memuat pernyataan anti-migran dan mengarahkan motif penembakan massal berlatar belakang kebencian rasial.

Setidakknya tujuh orang korban tewas dalam penembakan massal di El Paso diketahui merupakan warga negara Meksiko.

Hal itu mendorong pemerintah Meksiko untuk secara resmi menetapkan aksi penembakan massal di El Paso, Texas, sebagai kejahatan teroris.

Pemerintah Meksiko kini bahkan sedang mencari tindakan hukum untuk memungkinkan mengekstradisi pelaku penembakan.

"Jaksa Agung Meksiko sedang mempertimbangkan kemungkinan tindakan hukum untuk mengekstradisi terduga penembak yang menyerah kepada polisi satu blok dari toko El Paso," kata Menteri Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrard, Minggu (4/8/2019).

"Bagi Meksiko, individu ini adalah seorang teroris," tambahnya.

Sementara itu, otoritas federal AS memperlakukan insiden ini sebagai kasus terorisme domestik yang mengancam pelaku dengan hukuman mati.

"Tersangka dijatuhi tuduhan pembunuhan besar-besaran dan karenanya dia memenuhi syarat untuk hukuman mati. Kami akan mengajukan hukuman mati," kata Jaksa Distrik Jaime Esparza.

Sementara Departemen Kehakiman juga "secara serius mempertimbangkan" kasus itu sebagai kejahatan kebencian rasial dan tuduhan senjata api federal, yang membawa kemungkinan hukuman mati, kata Jaksa AS John Bash dalam konferensi pers.

Disampaikan Wali Kota El Paso, Dee Margo, tersangka bukanlah warganya. Dia menyebut pelaku penembakan datang dari luar kota.

"Orang ini tidak berasal dari El Paso. Ini bukan tentang kita. Kita adalah komunitas yang spesial dan kejadian ini tidak akan datang dari warga El Paso," ujarnya dalam konferensi pers seusai kejadian.

Kota Allen, asal tersangka Crusius, berada 1.000 kilometer arah timur El Paso, dekat dengan Dallas. Sedangkan lokasi penembakan, gedung mal Walmart berada sekitar delapan kilometer dari pos perbatasan Meksiko di Ciudad Juarez.

Saat terjadinya insiden penembakan massal tersebut, gedung pusat perbelanjaan itu tengah penuh dengan pengunjung, banyak di antaranya adalah warga Meksiko.

https://internasional.kompas.com/read/2019/08/06/08060061/dua-orang-meninggal-di-rumah-sakit-korban-tewas-penembakan-massal-texas

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke