Salin Artikel

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam Sebut RUU Ekstradisi Sudah "Mati"

Dalam konferensi pers yang digelar Selasa (9/7/2019), Lam mengatakan jika pekerjaan pemerintah dalam RUU Ekstradisi itu telah gagal total.

Tetapi Lam berhenti mengatakan bahwa RUU itu telah ditarik sepenuhnya, seperti yang dituntut para pengunjuk rasa.

RUU itu telah memicu terjadinya kerusuhan selama berminggu-minggu di pusat kota sehinga pemerintah akhirnya memutuskan untuk menangguhkan pembahasannya tanpa batas waktu.

Akan tetapi masih ada kekhawatiran jika pemerintah akan kembali memulai proses pembahasan RUU itu di Dewan Legislatif.

"Masih ada keraguan akan ketulusan pemerintah dan kekhawatiran apakah pemerintah akan memulai kembali proses di Dewan Legislatif," kata Lam kepada wartawan.

"Jadi, saya tegaskan di sini, tidak ada rencana seperti itu. RUU itu sudah mati," lanjutnya, dikutip BBC.

Carrie Lam sebelumnya sempat mengatakan bahwa RUU tersebut baru akan "mati" pada 2020, setelah masa tugas legislatif saat ini berakhir.

Aksi demonstrasi awalnya dipicu oleh rencana undang-undang yang kini ditangguhkan, tetapi sejak saat itu berubah menjadi gerakan menyerukan reformasi demokrasi dan penghentian pergeseran dalam kebebasan wilayah semi-otonom.

Unjuk rasa sempat berakhir dengan bentrokan, membuat petugas keamanan dan aparat kepolisian menggunakan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan massa. Insiden itu pun semakin menambah kemarahan publik terhadap pemerintah pro-Beijing.

Lam telah jarang tampil di hadapan publik sejak insiden itu, tetapi dia kembali muncul dalam konferensi pers, Selasa (9/7/2019), untuk menyampaikan komitmen yang diharapkan bakal mendamaikan situasi saat ini.

Lam bersedia bertemu dengan massa mahasiswa yang berunjuk rassa di depan publik tanpa prasyarat. Dia juga mengatakan telah menyadari bahwa Hong Kong tengah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Saya sampai pada kesimpulan bahwa ada beberapa masalah mendasar dan mendalam pada masyarakat Hong Kong."

"Bisa jadi itu masalah ekonomi, bis jadi masalah mata pencaharian, bisa juga perpecahan politik di masyarakat," ujar Lam.

"Jadi, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi masalah mendasar itu dan berharap untuk menemukan solusi untuk bergerak maju," tambahnya.

Namun Lam menghindar dari tuntutan utama lainnya dari pengunjuk rasa, termasuk seruan untuk hakim independen mengepalai komisi penyelidikan taktik polisi dan menyebut mekanisme pengaduan polisi kota saat ini sedang melakukan penyelidikan.

Pemerintah kota sebelumnya telah menangguhkan pembahasan mengenai RUU Ekstradisi dan mengatakan bahwa pemerintah tidak berencana membawa kembali ke Dewan Legislatif (LegCo) Kota.

Tetapi para pengunjuk rasa tetap tidak percaya dan menuntut pemerintah secara tegas mencabut hukum yang diusulkan dari agenda parlemen.

Lam mengatakan pengunjuk rasa tidak akan mempercayainya jika dirinya menggunakan kata "mencabut".

"Sampai batasan tertentu, jika itu dicabut hari ini, itu masih bisa dibawa kembali ke LegCo tiga bulan kemudian."

"Tapi mungkin masyarakat ingin mendengar kata yang tegas dan lebih pasti. Jadi 'RUU itu sudah mati' adalah perkataan yang relatif tegas," kata Carrie Lam.

https://internasional.kompas.com/read/2019/07/09/11410051/pemimpin-hong-kong-carrie-lam-sebut-ruu-ekstradisi-sudah-mati-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke