Salin Artikel

Kanselir Jerman Ajak Lulusan Harvard "Runtuhkan Tembok-tembok"

Ada bagian pidatonya yang terkesan menyindir Presiden AS Donald Trump tanpa menyebut namanya.

Kanselir Jerman Angela Merkel menyampaikan pidato pembukaan kepada lulusan Harvard pada Kamis (30/5/2019) setelah disambut dengan tepuk tangan meriah.

Di sana, dia diperkenalkan sebagai salah satu pemimpin paling dihormati dan berpengaruh di era pascaperang.

Merkel mengawali pidatonya dalam bahasa Inggris, tetapi dengan cepat beralih ke bahasa Jerman. Dia berbicara tentang masa kecilnya di Jerman Timur, di bawah bayang-bayang Tembok Berlin.

Pemikirannya tentang tembok bolak-balik dia angkat kembali sepanjang pidatonya. Berbicara mengenai tembok dan pikiran sempit, Merkel memiliki pesan khusus bagi mahasiswa.

"Runtuhkan tembok ketidaktahuan dan pikiran sempit karena tidak ada yang harus tetap seperti ini," ujarnya.

Kanselir juga mengangkat tema lain seperti peluang dan ancaman yang ditimbulkan oleh teknologi baru, serta tantangan memerangi perubahan iklim.

Dia memperingatkan para mahasiswa, tidak ada yang dapat diterima begitu saja.

"Apa pun yang tampak seperti batu dan tidak dapat diubah dapat diubah. Setiap perubahan dimulai dalam pikiran," katanya.

Merkel juga mengakui tanggung jawab historis Jerman.

"Hubungan antara Jerman dan AS juga menunjukkan bagaimana mantan musuh dapat menjadi teman," tuturnya.

Dia menggarisbawahi pentingnya hubungan trans-Atlantik berdasarkan nilai-nilai bersama, merujuk pada pidato George Marshall di Harvard pada 1947.

Dalam referensi yang jelas tentang kebijakan AS saat ini di bawah Presiden Trump, Merkel menyebut proteksionisme mengancam fondasi kemakmuran.

"Multilateral daripada unilateral, global daripada nasional, lebih memandang ke luar daripada isolasionis. Singkatnya, kita harus bekerja bersama daripada sendirian," katanya.

Tepuk tangan meriah dan standing ovation diterimanya saat mengatakan kepada para mahasiswa tentang kejujuran.

"Kita harus jujur dengan orang lain dan dengan diri kita sendiri, dan itu berarti tidak menyebut kebohongan sebagai kebenaran dan tidak menyebut kebenaran sebagai kebohongan," ujarnya.

https://internasional.kompas.com/read/2019/05/31/19154141/kanselir-jerman-ajak-lulusan-harvard-runtuhkan-tembok-tembok

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke