Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Korsel) dalam pernyataan bersama mengemukakan, Korut menembakkan proyektil itu antara pukul 09.06-09.27 waktu setempat.
"Proyektil itu ditembakkan dari Semenanjung Hodo dekat kota pesisir Wonsan menuju ke arah timur laut," demikian keterangan Kepala Staf Gabungan Korsel dilansir AFP.
Proyektil itu melaju sepanjang 70 sampai 200 kilometer ke arah Laut Timur, dikenal juga sebagai Laut Jepang. Dalam pernyataan awal, Korsel menyebut Korut menembakkan rudal.
Jika keterangan pertama benar, maka terakhir kali Pyongyang melaksanakan uji coba rudal terjadi pada 28 November 2017. Saat itu, Korut meluncurkan rudal balistik antar-benua (ICBM) Hwasong-15.
Uji coba itu terjadi sehari setelah Menteri Luar Negeri Korsel Kang Kyung-wha mengatakan Korut harus menunjukkan sikap "konkret, substansif, dan terlihat" saat denuklirisasi jika ingin sanksi dicabut.
Selain uji coba itu terjadi setelah pertemuan antara Pemimpin Korut Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Hanoi, Vietnam.
Pertemuan yang berlangsung Februari lalu itu mengalami kebuntuan setelah kedua kubu tidak sepakat mengenai sanksi yang harus dicabut demi melakukan denuklirisasi.
Awal pekan ini, Wakil Menlu Korut Choe Son Hui memperingatkan Washington bakal mendapat "konsekuensi tak diinginkan" jika tidak mengubah sikapnya dalam mencabut sanksi ekonomi.
Sepanjang 2018, Pyongyang tidak menggelar uji coba senjata nuklir maupun rudal setelah Kim melakukan pertemuan bersejarah dengan Trump dan Presiden Korsel Moon Jae-in.
Analis Korut Ankit Panda memaparkan uji coba itu tidak melanggar moratorium Kim. Sebab, perjanjian itu hanya mencakup rudal balistik antar-benua.
"Secara historis, Korut tidak melaksanakan uji coba senjata apapun selama berada dalam momen pertemuan dengan AS. Pada saat ini pun, tak ada dialog di antara mereka," terang Panda.
Direktur Studi Korea di Center for the National Interest Harry J Kazianis berkata, melalui uji coba itu Kim bermaksud menunjukkan kepada dunia, terutama AS bahwa kemampuan militernya masih kuat.
"Ketakutan saya adalah saat ini kami berada dalam situasi yang mundur ke belakang di mana terjadi ancaman perang nuklir hinaan personal. Kondisi yang harus dihindari," tegas dia.
https://internasional.kompas.com/read/2019/05/04/09501541/korsel-korea-utara-tembakkan-proyektil-jarak-pendek
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.