Redam Krisis, Presiden Maduro Tawarkan Hari Dialog Nasional Venezuela

Diwartakan TASS via Newsweek Kamis (2/5/2019), Maduro mendeklarikasn Sabtu (4/5/2019) dan Minggu (5/5/2019) sebagai Hari Besar Dialog Nasional.

Dalam pernyataannya, Maduro menuturkan setiap daerah bisa membawa proposal maupun keluhan kepada pemerintahannya tentang apa yang harus dia lakukan.

"Saya berencana mengadopsi sebuah kebijakan untuk mengubah dan meningkatkan segala lini kehidupan. Saya ingin memperbaiki kesalahan saya," ujar Maduro.

Sejak naik berkuasa pada 2013, Venezuela sudah mengalami krisis ekonomi terburuk di sejarah modern. Dikenal sebagai negara kaya minyak, Venezuela berkutat dengan hiperinflasi.

Kondisi ekonomi yang buruk itu diperparah dengan kelangkaan kebutuhan pokok harian seperti makanan maupun obat-obatan, dan membuat angka kejahatan serta korupsi meningkat.

Situasi itu membuat pemimpin oposisi Juan Guaido maju dan mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara Januari lalu, serta menyerukan kepada rakyat untuk menggulingkan Maduro.

Pada Selasa (30/4/2019), Guaido mengunggah video di Twitter yang memperlihatkan dia berdiri di Pangkalan Udara La Carlota di dekat ibu kota Caracas.

Di belakangnya terdapat sekelompok pria berseragam militer dengan Guaido menyatakan dia mendapat dukungan tentara, dan kembali meminta rakyat untuk bergerak melengserkan Maduro.

Situasi itu kemudian bereskalasi menjadi konflik ketika pasukan yang loyal dengan Maduro terlibat bentrok dengan militer yang memilih mendukung Guaido.

Direktur Analis Operasi Geopolitical Futures Allison Fedirka berkata tawaran dialog yang diberikan penerus mendiang Hugo Chavez itu tak akan banyak berpengaruh.

Guaido dan pendukungnya, kata Fedirka, sudah menolak ajakan dialog dan hanya bersedia bertemu untuk mendiskusikan kepergian Maduro atau pemilu baru.

Fedirka menjelaskan kini sorotan bakal tertuju kepada cara Amerika Serikat (AS) yang merupakan pendukung Guaido untuk mengatasi krisis di Venezuela.

"Jika memmilih intervensi militer, maka reputasi AS bakal negatif di kawasan Amerika Latin. Citra itu bakal melekat jika Guaido berkuasa," terangnya.