Ingin Awet Muda dengan "Vampire Facial", 2 Orang di AS Malah Kena HIV

Salah satu yang sedang berkembang di AS adalah "vampire facial". Perawatan wajah ini melibatkan penyuntikkan plasma yang kaya nutrisi ke kulit wajah.

Plasma itu biasaya berasal dari darah pelanggan sendiri. Sementara, injeksi menggunakan alat yang disebut sebagai micro-needling pen.

Namun, vampire facial ini ternyata menemui masalah setelah Departemen Kesehatan di New Mexico, AS, menemukan dua kasus virus HIV pada klien yang menerima prosedur injeksi tersebut.

Diwartakan CNN, Selasa (30/4/2019), pihak berwenang kini sedang menyelidiki temuan virus HIV tersebut pada sebuah spa di Albuquerque.

Tes laboratorium menunjukkan, dua klien tersebut terinfeksi virus yang kemungkinan infeksi dari prosedur yang dijalankan oleh spa kencantikan itu.

Departemen Kesehatan mengambil langkah lebih jauh dengan menawarkan tes HIV, hepatitis B, dan hepatitis C secara gratis kepada klien VIP Spa.

"Sementara lebih dari 100 klien VIP Spa telah dites, departemen kesehatan memastikan layanan pengujian dan konseling tetap tersedia bagi para pelanggan spa itu," kata Kathy Kunkel dari Departemen Kesehatan New Mexico.

SPA VIP telah ditutup sejak September tahun lalu setelah diinspeksi oleh Departemen Kesehatan dan Barbers and Cosmetologists Board.

Dalam pemeriksaan tersebut ditemukan praktik tidak aman yang dapat menyebarkan infeksi, yang mudah ditularkan melalui darah.

Apabila dilakukan dengan prosedur aman dan benar, vampire facial diyakini tidak akan membuat klien terkena infeksi.

Perawatan tersebut memiliki manfaat untuk meremajakan kulit wajah sehingg terlihat lebih muda.

Melansir dari ABC News, Dr. Dean Blair dari Bair Medical Spa mengatakan pelanggan harus selalu memastikan fasilitas medis berlisensi ketika ingin melakukan prosedur vampire facial.

"Periksa sertifikasi. Pastikan mereka menggunakan teknik yang tepat," katanya.

"Perhatikan bagaimana mereka menangani darah," ujarnya.