Salin Artikel

Presiden Sirisena: ISIS, Tinggalkan Sri Lanka!

Untuk itu, Sirisena menegaskan kepada organisasi asing tersebut, diduga kuat adalah ISIS, untuk segera meninggalkan Sri Lanka.

Sirisena juga memperingatkan, kemungkinan besar ISIS menggelar sebuah strategi baru yaitu dengan menyasar negara-negara kecil. Demikian dikabarkan Sky News, Rabu (1/5/2019).

Sebelumnya, seorang sumber pemerintah kepada Reuters, Selasa (30/4/2019) mengatakan, aparat keamanan di seluruh negeri itu diminta untuk tetapi dalam kewaspadaan tinggi.

Sebab, terdapat kemungkinan kelompok-kelompok militan kembali melakukan serangan sebelum dimulainya bulan Ramadhan yang jatuh pada Senin pekan depan.

Sirisena menambahkan, pemerintah kini mewaspadai "sebuah kelompok kecil" yang terdiri atas warga Sri Lanka yang pernah pergi ke luar negeri dan menerima pelatihan dari ISIS selama satu dekade terakhir.

Investigasi mengungkap, bom yang digunakan dalam serangan Minggu Paskah dibuat di dalam negeri Sri Lanka.

Sejauh ini, kepolisian mencurigai anggota dua kelompok kecil yaitu National Thawhhedh Jamaath (NTJ) dan Jammiyatul Millahu Ibrahim (JMI) sebagai pelaku serangan.

Pada Senin lalu, jaringan media ISIS mempublikasikan sebuah pesan video yang disebut berasal dari pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

Dalam video tersebut, Al-Baghdadi yang muncul pertama kali dalam lima tahun terakhir, menyebut serangan terhadap Sri Lanka adalah balasan atas kekalahan ISIS di Suriah.

Sebelumnya, pemerintah Sri Lanka sudah mengatakan, para penyerang memiliki jaringan internasional meski tidak menjelaskan rinciannya.

Intelijen lokal meyakini Zahran Hashim, seorang ulama Tamil, kemungkinan besar merupakan aktor utama dalam serangan Minggu Paskah.

Para pejabat pemerintah yakin, Zahran merupakan satu dari sembilan orang yang melakukan aksi bom bunuh diri.

https://internasional.kompas.com/read/2019/05/01/15314361/presiden-sirisena-isis-tinggalkan-sri-lanka

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke