Diwartakan kantor berita AFP, cucu Ratu Elizabeth II itu meyakini segala bentuk ekstremisme dapat dikalahkan.
Sekitar 160 orang berkumpul di masjid Al Noor, Christchuch, untuk bertemu dengan sang pangeran.
Enam pekan setelah seorang supremasi kulit putih membunuh 50 orang dan melukai banyak orang di dua masjid di Christchurch, Pangeran William kini berdiri bersama dengan warga Selandia Baru, penduduk Christchurch, dan komunitas Muslim.
"Tindakan kekerasan dirancang untuk mengubah Selandia Baru," katanya setelah tiba di masjid.
"Sebaliknya, duka suatu negara mengungkapkan betapa dalamnya empati, kasih sayang, kehangatan, dan cinta kalian benar-benar ada," ucapnya.
"Pada saat rasa sakit yang akut, kalian berdiri bersama. Sebagai reaksi terhadap tragedi, kalian menunjukkan sesuatu yang luar biasa," tuturnya.
"Semoga kekuatan cinta selalu menang atas kebencian. Ekstremisme dalam segala bentuk harus dikalahkan," ujarnya.
Pangeran William disambut oleh Imam Gamel Fouda, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, dan penyintas teror bernama Fahid Ahmed.
Ahmed menjadi perhatian ketika dia mengampuni pria bersentara yang telah membunuh banyak orang, termasuk istrinya.
"Kita harus menjaga harapan dan tidak menyerah pada kebencian," ucapnya.
https://internasional.kompas.com/read/2019/04/26/10411691/berada-di-masjid-pangeran-berkumpul-dengan-penyintas-teror-christchurch
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan