Salin Artikel

Perancis Tolak Kepulangan Para Perempuan yang Gabung ISIS di Suriah

Diwartakan CBC News, Selasa (23/4/2019), hakim menilai tidak dapat membuat keputusan yang mengikat terkait masalah itu karena melibatkan negosiasi dengan otoritas asing atau intervensi di wilayah asing.

"Menolak tuntutan pemulangan warga negara Perancis dan anak-anak mereka, yang saat ini berada di Suriah," demikian pernyataan pengadilan.

Dalam pertemuan para menteri negara G-7 di Paris pada bulan ini, masalah soal pemulangan keluarga ISIS asal negara Barat yang pergi ke Suriah telah menjadi perdebatan.

AS meminta negara-negara lain untuk menerima kembali warganya dan mengadili mereka apabila diperlukan.

Namun, permintaan "Negeri Paman Sam" ditolak sebagian besar sekutu Eropa.

Diperkirakan ada sekitar 5.000 anggota ISIS dan keluarganya yang kini ditahan sementara di penjara Suriah.

Sementara itu, ada 32 warga Kanada yang kini ditahan oleh pasukan Demokratik Suriah. Menteri Keamanan Publik Kanada Ralph Goodale mengaku tidak tergesa-gesa dalam memutuskan pemulangan anggota ISIS dan keluarganya.

"Faktanya tetap Suriah adalah bagian dunia yang berbahaya dan tidak berfungsi," katanya.

"Kami tidak bermaksud membahayakan kehidupan para pejabat konsuler atau diplomatik kami," imbuhnya.

Berbeda dengan Perancis dan Kanada, Kosovo justru telah memulangkan 110 warganya, termasuk 4 tersangka ekstremis, 32 perempuan dan 74 anak dari Suriah.

Mereka dibawa pulang dengan bantuan AS dan menjadi langkah awal bagi Eropa.

Keempat tersanggka telah ditangkap dan dijebloskan ke penjara dengan keamanan tinggi.

Selain itu, polisi dan jaksa Kosovo telah menginterogasi 11 perempuan yang dipulangkan dari Suriah atas dugaan hubungan dengan kelompok ekstremis.

Pihak berwenang menyebut masih ada 87 warga Kosovo di Suriah.

https://internasional.kompas.com/read/2019/04/24/10493811/perancis-tolak-kepulangan-para-perempuan-yang-gabung-isis-di-suriah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke