Salin Artikel

Gloster Meteor, Jet Pertama Inggris yang Jadi Andalan Sekutu dalam Perang Dunia II

KOMPAS.com - Salah satu cara untuk memperlihatkan kecanggihan teknologi pesawat bukan hanya dilakukan melalui ajang pameran, tetapi juga digunakan ketika perang.

Perang Dunia II menjadi ajang bagi beberapa negara yang terlibat untuk memperlihatkan teknologi persenjataan, juga aviasi.

Awalnya, pesawat menggunakan mesin dengan baling-baling. Namun, penemuan Frank Whittle yang mengembakan mesin turbojet mengubah dunia penerbangan.

Pihak militer Inggris yang awalnya ragu kemudian menyematkan mesin ini ke dalam pesawat Gloster Meteor. Tak heran, pesawat ini mendapatkan predikat sebagai jet pertama Sekutu. Pesawat ini mengudara dalam Perang Dunia II.

Perang Dunia I pada 1914-1918 membawa dampak serius dalam perkembangan dunia aviasi. Penggunaan pesawat tempur dianggap efektif dalam jalannya peperangan.

Hingga akhirnya, pada 1940-an, seorang desainer pesawat, George Carter mulai mengembangkan konsep untuk jet tempur bermesin ganda.

Pihak Royal Air Force (RAF) mulai memesan prototipe pesawat kepada Carter. Di satu sisi, perwira RAF bernama Frank Whittle telah sukses mengembangkan mesin turbojet pertama. .

Dilansir dari Britannica, Sir Frank Whittle dan perusahaannya bernama "Powers Jet Ltd" bekerja sama dengan Carter dalam pengembangan misi tersebut. Akhirnya, mesin turbojet penemuannya dipasang pada badan pesawat Gloster E.28/39 yang dibangun secara khusus.

Pesawat ini didesain dengan satu kursi pilot dengan ekor yang lebih tinggi untuk menjaga kestabilan jet saat mengeluarkan tenaganya.

Gloster juga menggunakan tiga roda dan menggunakan sayap yang lurus, sehingga mesin turbojet berada di antara sayap dan badan pesawat.

Pesawat ini memiliki panjang 13,59 meter dengan rentang sayap 11,32 meter. Sementara itu, pesawat ini memiliki tinggi 3,96 meter.

Dalam hal persenjataan, pesawat didukung oleh empat senjata meriam berkaliber 20 milimeter, roket dan bom seberat 454 kilogram.

Pada 15 Mei 1941, pesawat Gloster Meteor melakukan uji pertama terbang. Peluncuran jet pertama ini disaksikan oleh Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill.

"Saya ingin 1.000 Whittles," kata Winston Churchill ketika terkesan dengan penerbangan perdana pesawat tanpa baling-baling ini.

Pada 1943, mesin turbojet menjadi bagian dari jet tempur Inggris pertama, Gloster Meteor yang berhasil mencapai kecepatan 965 kilometer per jam.

Pada 1 Juni 1944, 20 Gloster Meteor dikirim ke RAF dan melayani Skuadron 616. Pesawat jet ini menggantikan pesawat baling-baling yang sebelumnya digunakan dalam perang.

Selain itu, pesawat ini juga melakukan serangan terhadap ancaman V-1 milik Nazi Jerman. Mereka menjatuhkan 14 bom ketika terbang dalam misi kali ini.

Pada tahun yang sama, Power Jets Ltd diakuisisi oleh Pemerintah Inggris. Oleh karenanya, pengembangan dari Gloster Meteor dilakukan hingga lahirlah beberapa varian.

Misi Gloster Meteor juga bertambah, yakni untuk melakukan serangan darat dan misi pengintaian. Meskipun belum pernah bertemu dengan musuhnya pesawat Messerschmitt Me 262 dari Nazi, Gloster Meteor sering dikira jet musuh bagi pasukan Sekutu.

Sebagai antisipasi, pesawat ini dicat dengan warna putih agar pihak Sekutu bisa memudahkan mengidentifikasi pesawat tersebut.

Sebelum akhir perang, pesawat jenis itu menghancurkan 46 pesawat Jerman, semuanya di darat. Dengan berakhirnya Perang Dunia II, pengembangan Gloster Meteor terus berlanjut.

Sebagai andalan utama RAF atau AU Inggris, Meteor F.4 diperkenalkan pada 1946 dan ditenagai oleh dua mesin Rolls-Royce Derwent 5. Produksi diperluas dan diekspor untuk kepentingan militer.

Di antara tahun 1940 hingga 1950, beberapa varian dari Gloster Meteor telah berada di seluruh dunia. Ribuan pesawat ini dikembangkan tak hanya melayani RAF tetapi juga dengan pasukan udara dunia lainnya selama beberapa dekade.

https://internasional.kompas.com/read/2019/04/18/13344041/gloster-meteor-jet-pertama-inggris-yang-jadi-andalan-sekutu-dalam

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke