Ribuan orang diminta untuk hadir dalam acara eksekusi publik yang berlangsung di kota kawasan utara Chongjin pada Maret lalu.
Diwartakan Radio Free Asia via Daily Mirror Kamis (11/4/2019), awalnya ada seorang perempuan yang membentuk kelompok bernama Seven Star Group.
Perempuan itu mengklaim dua orang anak yang berusia tiga dan lima tahun bisa memanggil roh dan memberitahukan masa depan kepada orang yang tertarik.
Sumber internal mengatakan, eksekusi itu merupakan bentuk pengendalian "ketertiban sosial" karena ketenaran peramal itu sudah meluas.
"Bahkan para pejabat tinggi dan keluarganya sering mengunjungi peramal itu untuk minta pendapat soal pernikahan atau kesepakatan bisnis," kata sumber itu.
Selain eksekusi terhadap dua peramal, perempuan yang diyakini sebagai koordinator kelompok itu dilaporkan dipenjara seumur hidup.
"Begitu peramal itu dijatuhi hukuman mati, ribuan orang mulai dari mahasiswa, buruh pabrik, hingga ibu rumah tangga dipaksa melihat eksekusi," lanjut sumber.
Melalui eksekusi tersebut, kata si sumber, pemerintah ingin menekankan supaya para pejabat Korut berhenti bergantung kepada takhayul.
Sumber kedua di Provinsi Hamgyong Utara berkata, Komite Pusat Partai Buruh ingin melenyapkan segala bentuk anti-sosialis di negaranya.
"Orang-orang takut mereka bakal mati kelaparan jika mengikuti hukum. Karena itu, praktik ilegal seperti peramal mulai umum dijumpai," tambah dia.
https://internasional.kompas.com/read/2019/04/12/07011921/dua-peramal-di-korut-dikabarkan-ditembak-mati-di-depan-umum
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan