Salin Artikel

Korut Sebut Penyerbuan Kedubesnya di Madrid sebagai Serangan Teroris

Melansir kantor berita AFP, pernyataan itu dikeluarkan oleh Korea Utara pada Minggu (31/3/2019), setelah sekelompok pria dari organisasi pembangkang menyerbu kedubes Korut pada bulan lalu.

Mereka menganiaya karyawan, sebelum akhirnya melarikan diri dengan membawa dokumen dan komputer.

Insiden itu terjadi hanya beberapa hari sebelum KTT kedua antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump di Hanoi, Vietnam.

Dalam komentar resmi pertama, Korut menyebut kemungkinan keterlibatan Biro Investigasi Federal AS (FBI) dan meminta pemerintah Spanyol membawa para "teroris" itu ke pengadilan.

"Sebuah serangan teroris besar-besaran terjadi pada 22 Februari, sebuah kelompok bersenjata menyerang Kedutaan Besar DPRK di Spanyol," demikian pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut.

DPRK merujuk pada singkatan nama resmi Republik Demokratik Rakyat Korea Utara.

"Kami berharap pihak berwenang terkait di Spanyol melakukan penyelidikan atas insiden tersebut hingga tuntas secara bertanggung jawab," lanjutnya.

Pemerintah Spanyol juga sedang menyelidiki serangan tersebut.

Sebelumnya, ada Rabu (27/3/2019), pengadilan Spanyol menyebut seorang warga negara Meksiko bernama Adrian Hong Chang sebagai pemimpin kelompok yang pernah mengubungi FBI.

"Dia menghubungi FBI di New York, lima hari setelah serangan," demikian pernyataan penyelidikan.

Menurut hakim investigasi Jose de la Mata, dua penyerang membawa atase komersial kedubes ke ruang bawag tanah dan mendesaknya untuk membelot, namun dia menolak.

Organisasi pembangkang

Spekulasi mengenai identitas dan motif para penyerang telah menghiasi sejumlah pemberitaan di media, termasuk soal hubungannya dengan Badan Intelijen Pusat AS (CIA) dan FBI.

Kelompok Pertahanan Sipil Cheollima (CCD) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Serangan itu diklaim tidak memiliki hubungan dengan KTT Hanoi dan tidak ada pemerintah lain yang terlibat.

"Organisasi berbagi informasi tertentu dari nilai potensial yang sangat besar dengan FBI di Amerika Serikat, di bawah persyaratan kerahasiaan yang disepakati bersama," kata CCD dalam situsnya.

Kelompok itu menawarkan bantuan kepada orang-orang yang berusaha membelot dari Korea Utara.

CCD pernah muncul pada 2017 ketika mengunggah sebuah video secara online tentang saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Nam.

Bulan lalu kelompok itu menyatakan diri sebagai pemerintah di pengasingan untuk Korut yang disebut "Free Joseon", menggunakan nama lama untuk Korea.

CCD telah mengidentifikasi dirinya sebagai kelompok pembelot di seluruh dunia tetapi masih belum jelas siapa yang berada di belakangnya,

Muncul spekulasi, organisasi itu memiliki hubungan dengan agen mata-mata Korea Selatan.

https://internasional.kompas.com/read/2019/03/31/13211961/korut-sebut-penyerbuan-kedubesnya-di-madrid-sebagai-serangan-teroris

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke