Salin Artikel

Kemenlu: Puluhan WNI Eks ISIS Harus Jalani Proses Verifikasi

Sebelumnya, puluhan orang, termasuk anak-anak dan perempuan, yang mengaku warga Indonesia itu ditemukan berada di antara ribuan petempur asing ISIS, yang saat ini berada di kamp pengungsi di Al-Hol, Suriah timur.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha Nasir menyatakan, seperti saat proses pemulangan 17 WNI dari Suriah pada 2017, verifikasi membutuhkan proses panjang dan memakan waktu lama, baik di Suriah maupun Indonesia.

"Apakah mereka benar-benar WNI. Setelah itu ada tahap selanjutnya, yaitu melihat situasi mereka, keadaan mereka, terkait psikologisnya, radikalisme mereka dan sebagainya, itu terus kita kawal, sampai nanti ada keputusan bagaimana kita bisa membantu mereka," papar Armanatha dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (28/3/2019).

Kemenlu, lanjut Armanatha, belum bisa mamastikan kapan tahap-tahap tersebut bisa dilakukan.

Yang pasti, tambah Armanatha, proses verifikasi akan melibatkan imigrasi, kepolisian, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), hingga keluarganya di Indonesia.

Lebih lanjut Armanatha menambahkan sebagian besar WNI yang pergi ke Suriah tidak memiiki dokumen yang sah.

"Kita tidak bisa bilang bila mereka tidak punya dokumen yang sah, adalah warga dari negara tertentu," lanjut Armanatha.

Karena itulah, Kemenlu akan berkoordinasi dengan berbagai pihak. "Ini merupakan hal yang terus dibahas oleh berbagai sektor," imbuhnya.

Ada sejumlah faktor yang menurutnya menyulitkan pemerintah Indonesia untuk mengecek dan melakukan verifikasi karena kondisi Suriah yang hancur.

"Akses ke mereka pun sulit, karena mereka bukan ada di Damaskus, kalau WNI yang ada di Damaskus lebih gampang untuk diakses," tambah Armanatha.

Pendataan jumlah WNI pun sulit dilakukan karena semua yang berangkat ke Suriah dan bergabung ke ISIS tidak melapor kepada pemerintah.

"Kalau saya ditanya berapa jumlah WNI di Suriah yang tidak melapor diri, ya tidak ada, karena memang kalau mereka tidak melapor diri mereka tidak punya datanya," tegasnya.

Sebelumnya, BBC News Indonesia telah berbicara dengan seorang wartawan lepas, Afshin Ismaeli, yang mengaku bertemu sejumlah WNI di kamp pengungsi kamp pengungsi di Al-Hol, Suriah timur.

Salah-satunya, Maryam yang mengaku berasal dari Bandung dan menyatakan ingin pulang ke Indonesia.

"Saya dengan empat anak dan keluar dari Bagh0uz...kami ingin pulang ke negara asal kami, ke Indonesia," kata Maryam dalam rekaman video yang dibuat Afshin.

Kota Bagh0uz adalah kantong terakhir kelompok ISIS, yang direbut Pasukan Demokratis Suriah (SF) yang dimotori suku Kurdi.

"Kondisi di kamp itu sangat buruk dan memprihatinkan. Tidak cukup untuk menampung ribuan orang, tidak ada bantuan. Ada yang membagi makanan tapi tak cukup untuk semua," kata Afshin kepada BBC News Indonesia.

Warga Indonesia yang ditemui Afshin baru keluar dari Baghouz, namun ia mengatakan banyak pengungsi yang telah bertahun-tahun tinggal di kamp itu.

https://internasional.kompas.com/read/2019/03/28/17361311/kemenlu-puluhan-wni-eks-isis-harus-jalani-proses-verifikasi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke