Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah, Raja Faisal dari Arab Saudi Dibunuh Keponakan

Raja Faisal juga tercatat sebagai orang yang menghapus perbudakan di Arab Saudi serta salah satu tokoh di Timur Tengah yang tegas dalam menolak dominasi Amerika Serikat atau Uni Soviet.

Saat memimpin, Raja Faisal bahkan secara tegas mengkritik standar ganda negara Barat terkait kemerdekaan Palestina. Ini menyebabkan Raja Faisal melakukan boikot minyak ke negara Barat yang dianggap terlalu membela Israel. Aksi ini mengakibatkan krisis minyak pada 1973.

Namun, hari ini 44 tahun yang lalu, tragedi melanda Arab Saudi. https://twitter.com/elisa_jkt/status/1109761623344844801Pada 25 Maret 1975, Raja Faisal dibunuh oleh keponakannya sendiri, Pangeran Faisal Ibu Musaed.

Pangeran Faisal menembakkan tiga peluru ke tubuh Raja dari jarak dekat. Peristiwa itu terjadi saat berlangsung audiensi kerajaan.

Kejadian

Dilansir dari BBC, sebelum penembakan terjadi Raja Faisal membungkukkan badan untuk mencium sang keponakan, Pangeran Faisal. Akan tetapi, ia justru mendapatkan tembakan langsung di dagu dan telinga.

Penjaga raja yang mengetahui kejadian itu langsung mengarahkan pedang kepada Pangeran Faisal. Pedang pengawal masih dalam kondisi tertutup sehingga tidak melukainya sama sekali.

Menteri Perminyakan Sheikh Yamani berteriak kepada sang penjaga untuk tidak membunuh Pangeran Fasial.

Raja Faisal langsung dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan masih hidup. Tim dokter telah mencoba menyelamatkan nyawa Raja, misalnya dengan melakukan transfusi darah dan memijat bagian hati. Namun, luka tembak yang diterimanya terlalu fatal untuk ditangani.

Ia pun tutup usia pada hari itu juga, di usia ke-69.

Jadi tersangka

Pangeran Faisal langsung ditangkap dan diamankan untuk dimintai keterangan. Hingga sekarang belum diketahui secara pasti apa alasan penembakan yang dilakukan oleh Pangeran Faisal di Riyadh, Arab Saudi, ini.

Beredar dugaan mengenai alasan pembunuhan paman oleh keponakannya ini. Salah satunya karena kematian kakaknya, Khalid, pada bentrokan dengan pasukan keamanan pada 1966.

Sempat pula beredar teori konspirasi yang diduga melatarbelakangi pembunuhan ini. Namun, hasil penyidikan menemukan Pangeran Faisal melakukan serangan ini seorang diri tanpa peran orang lain.

Pangeran Faisal juga menjalani pemeriksaan secara mental untuk mengetahui kondisi kejiwaannya. Dari hasil pemeriksaan itu, dokter dan psikiater menyatakan sang pangeran mengalami gangguan keseimbangan mental.

Pernyataan serupa pun dilontarkan pihak keluarga kerajaan setelah penembakan mengerikan ini. Mereka menyebut kejiwaan Pangeran Faisal terganggu.

Hal ini semakin dipercaya karena sebelum dan sesaat setelah menembak pamannya, Pangeran Faisal tetap terlihat tenang. Atas kejadian ini, aktivitas kota Riyadh ditutup selama tiga hari sebagai tanda berkabung.

Hukum mati

Atas perbuatan yang dilakukannya, Pangeran Faisal dinyatakan bersalah dan dihukum penggal.

Ia dipenggal di hadapan para petinggi kerajaan dan masyarakat umum menggunaan pedang berhulu emas. Eksekusi dilakukan pada 17 Juni 1975 di alun-alun kota Riyadh, depan kantor pemerintahan gubernur menghadap Masjid Agung.

Dari sekian banyak penonton eksekusi, Pangeran Salman, adik Raja Faisal, diketahui sebagai anggota kerajaan yang menghadiri prosesi hukuman itu.

Sebelumnya, Faisal didaulat menjadi Raja Arab Saudi setelah ayahnya, Raja Saud, turun takhta pada 1964. Namun, sejak kematiannya, takhta kekuasaan jatuh ke Pangeran Mahkota yang juga saudara Raja Faisal, Pangeran Khalid.

https://internasional.kompas.com/read/2019/03/25/15334871/hari-ini-dalam-sejarah-raja-faisal-dari-arab-saudi-dibunuh-keponakan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke