Miliarder Michael Steinhardt Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual

Demikian laporan dari New York Times dan Pro Publica pada Kamis (21/3/2019).

Steinhardt dikenal sebagai salah satu manajer dana lindung nilai pertama Wall Street. Dia juga terlibat banyak dalam kegiatan filantropi.

Diwartakan Forbes, kini organisasi nirlaba dan lembaga yang mendapat amal darinya terguncang atas tuduhan tersebut.

Forbes memperkirakan kekayaan pria berusia 78 tahun itu mencapai 1,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 15,5 triliun.

Sejumlah tudingan termasuk klaim yang menyebut Steinhardt membuat komentar cabul dan eksplisit secara seksual kepada perempuan saat rapat tentang donasi.

Steinhardt mengakui perilaku kasar dan tidak sopannya, namun dia menyangkal telah melakukan pelecehan.

Sementara laporan New York Times menunjukkan adanya gugatan yang diajukan seorang perempuan yang menudingnya meminta sesuatu yang berkaitan dengan seksual.

"Dalam hampir 80 tahun saya menginjak bumi, saya tidak pernah menyentuh perempuan atau pria mana pun secara tidak pantas," demikian pernyataan Steinhardt menanggapi tudingan.

"Saya sangat menyesal dengan berani dalam lingkup profesional membuat komentar kasar, tidak sopan, dan hanya kebodohan," imbuhnya.

Dia mengaku tidak pernah bermaksud menyakiti siapa pun atas ucapannya selama ini.

Steinhardt menyatakan, pembicaraannya tidak bertujuan untuk perselisihan melainkan hanya sekadar humor. Namun, dia tidak menyangka hal itu bisa menjadi provokatif.

"Lihatlah ke sekeliling, jika ada di antara kalian yang ada di sini sekarang menikah satu sama lain, saya akan memberimu bulan madu gratis di Pulau Karibia," begitu salah satu kalimat yang dia yakini memicu masalah.

Mengutip CNBC, Steinhardt saat ini juga menjabat sebagai COB WisdomTree Investments. Manajemen perusahaan kini sedang memantau situasi dan akan mengambil tindakan yang sesuai.

Forbes mencatat, Steinhardt telah menyumbangkan setidaknya 20 juta dollar AS atau Rp 283 miliar untuk Birthright Israel, sebuah organisasi nirlaba yang dia dirikan bersama dengan miliarder Charles Bronfman pada 1999.

Organisasi tersebut telah mengirim lebih dari 600.000 orang Yahudi ke Israel secara gratis.