Salin Artikel

Najib Razak Dipanggil "Bossku", Mahathir: Kalian Mendukung Pencuri?

Dalam komentarnya awal pekan ini, Najib mengaku akhir-akhir ini dia sering dipanggil dengan "Bossku" (Bosku) dan membuatnya bisa berinteraksi dengan masyarakat.

Dilansir Malay Mail dan The Independent Jumat (1/3/2019), Mahathir mengatakan dia tidak habis pikir dengan julukan "Bossku" kepada Najib.

PM yang akrab disapa Dr M itu mengatakan dia tidak mengerti bagaimana bisa seorang pencuri bisa dipanggil bos oleh mereka.

"Bukankah dengan demikian mereka ingin menjadi pencuri karena memutuskan mendukung pencuri?" tanya Mahathir di tengah kampanye kota Semenyih.

Tidak cukup dengan mengecam, Mahathir menjelaskan arti kata "Bossku" berasal dari Amerika Serikat (AS) pada abad 17 dan 18.

Saat itu, banyak budak Afrika yang masuk ke negara tersebut. Ketika itu, orang kulit hitam menyebut tuan mereka dengan sebutan "bos".

"Jadi, ketika kami mengucapkan 'bossku', berarti kami udah menyamakan diri sebagai budak," tegas PM berusia 93 tahun tersebut.

Padahal, kata Mahathir, Malaysia sudah memperoleh kemerdekaannya. "Jadi tentu saja tidak ada perbudakan lah," ujar Mahathir yang disambut sorakan pendukungnya.

Mahathir juga mengomentari Najib yang sebelumnya datang ke Semenyih dengan menyindir yang bersangkutan masih berpikir dia adalah PM.

"Dia mungkin masih belum mengenakan rompo oranye. Namun tidak lama lagi, dia bakal memakainya," tutur PM yang pernah berkuasa pada periode 1981-2003.

Rompi oranye merujuk kepada figur yang ditahan oleh Komisi Anti-korupsi Malaysia (MACC). Adapun Najib tersandung skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Mahathir juga menyebut Najib tidak tahu malu karena berani tampil di depan publik setelah dia tersangkut skandal 1MDB.

"Lihat saja perilakunya. Saya mungkin tidak selalu benar. Namun saya yakin tidak membuat kesalahan ketika memutuskan menolak Najib," kata Mahathir.

https://internasional.kompas.com/read/2019/03/01/20303401/najib-razak-dipanggil-bossku-mahathir-kalian-mendukung-pencuri

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke