Salin Artikel

Kisah Hotel Metropole: Tuan Rumah Pertemuan Trump dan Kim Jong Un

Metropole merupakan bangunan era kolonial Perancis yang pernah dipakai pemerintah Vietnam Utara untuk menjamu tamu luar negeri saat Perang Vietnam.

Dilansir Reuters via Channel News Asia Rabu (27/2/2019), hotel itu bisa menjadi simbol perdamaian seiring pertemuan Trump dan Kim.

Keduanya menggelar pertemuan, delapan bulan setelah di Singapura pada Juni 2018, untuk mendiskusikan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Tidak hanya denuklirisasi, pertemuan itu juga berpeluang menjadi deklarasi berakhirnya Perang Korea yang terjadi pada 1950-1953.

Secara teknis, AS yang membantu Korea Selatan (Korsel) dan Korut masih terlibat konflik karena Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

"Kami berharap Trump dan Kim membuat perkembangan soal denuklirisasi dan bisa membuat Korut lebih terbuka terhadap dunia luar," ujar Stephen Fries.

Fries merupakan dokter asal Colorado yang sejatinya hendak berlibur bersama keluarganyaa dengan mengikuti tur di Metropole.

Namun, liburan mereka terganggu setelah Trump memutuskan menghelat pertemuan kedua dengan Kim di Hanoi pada Rabu ini hingga Kamis (28/2/2019).

Dia bersama lusinan turis lainnya dijadwalkan mengikuti tur ke bunker bawah tanah yang dipakai berlindung dari serangan udara saat Perang Vietnam.

Bunker itu ditemukan pada 2011 secara kebetulan ketika hotel tengah melakukan renovasi bar Bambu di tepi kolam renang.

Keduanya dijadwalkan bakal bertemu pukul 18.30 waktu setempat yang dibuka dengan 20 menit sesi percakapan tertutup yang hanya didampingi penerjemah.

Fries menyatakan dulunya Vietnam merupakan lawan. Namun kini negara di Asia Tenggara tersebut menjadi rekan Washington.

"Saya berharap Korut bisa seperti Vietnam. Mungkin saja Korut bisa menjadikannya sebagai contoh untuk mempercepat ekonomi," paparnya.

Rahasia Terjamin

Persiapan hotel berusia 118 tahun itu untuk menyambut dua pemimpin yang awalnya berseteru itu mencapai puncaknya.

Sudut jalan yang mengarah ke hotel dijaga oleh polisi bersenjata. Sementara staf keamanan memeriksa pot di sekitar kolam.

Dalam surat yang dirilis sebelum kedatangan Trump dan Kim, manajer umum hotel memberi tahu tamu tentang "prosedur keamanan yang ketat".

Nantinya hotel hanya menyisakan satu-satunya pintu sebagai akses masuk dan keluar di mana keamanan bakal memasang pos penjagaan.

Setiap tamu harus menunjukkan identitas seperti paspor sebelum mereka diizinkan masuk ke dalam hotel ketika pertemuan berlangsung.

Menurut Nguyen Dinh Thanh, mantan Kepala Marketing Metropole, Trump dan Kim memilih hotel kuno itu karena faktor kerahasiaan yang sangat dijunjung tinggi.

Hotel Metropole telah menjamu sejumlah pejabat tinggi berbagai negara hingga para pesohor dunia dari masa ke masa.

Sebut saja komedian legendaris Charlie Chaplin yang memilih hotel tersebut sebagai tempat bulan madu pada 1936 silam.

Ketika ada selebritas menginap di Metropole, biasanya jurnalis bakal menyogok staf hotel untuk mendapat akses ke dalam dan memotret sang bintang.

Uang yang ditawarkan bisa mencapai 5.000 dollar AS, atau sekitar Rp 70,1 juta. Namun staf hotel menolak tawaran tersebut.

"Fakta itu menunjukkan Metropole mempunyai tradisi menjaga kerahasiaan dan tahu bagaimana memperlakukan tamu VIP," klaim Nguyen.

Desain Metropole yang mempesona telah menarik selebritas seperti Angelina Jolie dan Brad Pitt ketika masih bersama pada 2007.

Namun adalah aktris Jane Fonda, ketika menginap selama dua pekan pada 1972, yang menjadi tamu ikonik sekaligus membuat kontroversi.

Sebabnya, dia bersama pasukan Vietnam Utara duduk di sebuah senjata anti-pesawat yang dipakai untuk menembak militer AS, dan membuatnya dijuluki "Hanoi Jane".

Faktor Keamanan Negatif

Meski mempunyai sejarah panjang dengan daftar tamu mentereng, sejatinya Metropole bukan merupakan lokasi ideal untuk pertemuan tingkat tinggi.

Pernyataan itu disampaikan Le Van Chuong, mantan Kepala Institut Strategi di Kementerian Keamanan Publik Vietnam.

Le menjelaskan Metropole yang mengalami keterbatasaan ruang membuat strategi pengamanan pejabat tinggi negara bisa menyulitkan.

"Dalam urusan perlindungan, ruang memberikan keuntungan. Hotel Metropole berdiri di tengah titik keramaian kota. Membuat keamanan menjadi sulit terjamin," ucapnya.

Le lantas membandingkan dengan pertemuan pertama Trump dan Kim yang berlangsung di Hotel Capella, bangunan era kolonial Inggris di Pulau Sentosa.

"Singapura sengaja memilih pulau yang terisolasi dari keramaian sehingga pengamanan terhadap kepala negara jauh lebih mudah," terangnya.

https://internasional.kompas.com/read/2019/02/27/15455241/kisah-hotel-metropole-tuan-rumah-pertemuan-trump-dan-kim-jong-un

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke