Salin Artikel

Biografi Tokoh Dunia: Timur Lenk, Penguasa dan Penakluk Turki-Mongol

Dia merupakan pendiri kekaisaran sekaligus dinasti Timurid di Persia serta Asia Tengah, dan keturunan terakhir kelompok penakluk nomaden.

Dia terutama dikenal karena kekejamannya ketika menaklukkan India serta Rusia hingga Laut Mediterania, maupun cita rasanya akan seni.

Pasukan Timur berasal dari berbagai etnis dan konon ditakuti mulai dari Benua Asia, Afrika, hingga Eropa. Kampanye militernya diyakini memakan korban hingga 17 juta jiwa.

Berikut merupakan biografi dari raja penakluk yang kekaisarannya nanti menjadi peletak dasar bagi Kekaisaran Bubuk Mesiu (Ottoman, Safavid, dan Mughal).

1. Masa Kecil
Timur, yang berarti Besi dalam bahasa Chagatai, diyakini lahir pada 9 April 1336 di Transoxiana dekat Kesh (kini Shahrisabz, Uzbekistan).

Dia merupakan anggota Barlas, sebuah suku Mongol yang telah mengalami turkifikasi dalam berbagai aspek. Sang ayah, Taraghai, adalah bangsawan rendah di sana.

Saat kecil, Timur dan kelompoknya sering menyerbu para musafir dan mengincar barang yang mereka bawa, terutama ternak seperti domba maupun kuda.

Sekeitar 1363, diyakini Timur diserang ketika berusaha mencuri domba. Dia terkena anak panah di kaki serta tangan kanan, di mana dia kehilangan dua jarinya.

Sejarawan memercayai luka yang diderita Timur itu kemudian mendapatkannya julukan Lame atau Lenk (berarti Pincang) oleh orang Eropa.

2. Naik Menuju Kekuasaan
Sekitar 1360, Timur memperoleh posisi sebagai komandan militer dengan pasukan yang kebanyakan merupakan anggota suku Turki.

Dia terlibat dalam kampanye penyerangan di Transoxiana dengan mengabdi kepada Qazaghan hingga dia menjadi Amir Transoxiana.

Setelah pembunuhan Qazaghan, posisi Amir Transoxiana diperebutkan. Salah satunya oleh Khan Chagatai Khanate Timur Tughlugh Timur dari Kashgar.

Awalnya, Timur dikirim untuk bernegosiaso. Namun, dia ternyata memutuskan memihak Tughlugh dengan imbalan Transoxiana.

Tughlugh kemudian mengangkat putranya Ilyas Khoja sebagai Gubernur Transoxiana dengan Timur dilantik sebagai menterinya.

Fakta itu membuat Timur melarikan diri dan bergabung dengan Amir Husayn yang merupakan cucu Qazaghan sekaligus kakak iparnya.

Keduanya mengalahkan Ilyas Khoja pada 1364 dan memantapkan penaklukan atas Transoxiana sekitar dua tahun kemudian.

Hubungan keduanya menjadi renggang setelah Husayn tak melaksanakan perintah Timur untuk menghancurkan Ilyas Khoja di Tishnet.

Pada 1370, Timur berbalik memerangi Husayn dengan mengepungnya di Balkh berbekal orang-orang Husayn yang memilih mendukungnya.

Setelah Husayn dibunuh, Timur menikahi istri Husayn Saray Mulk Khanum, keturunan penakluk legendaris Gengis Khan, dan menjadikannya pemimpin Suku Chagatai.

3. Memantapkan Kekuasaan
Berdasarkan tradisi Mongol, Timur tak bisa menggamit gelar Khan atau penguasa Mongol karena bukan keturunan langsung Gengis Khan.

Jadi, dia menggunakan titel Amir yang berarti Jenderal serta Guregen (Menantu Kerajaan) karena menikah dengan Saray Mulk.

Dia juga tidak bisa mendapatkan gelar Kalifah karena predikat itu terbatas bagi kelompok Quraysh, suku dari Nabi Muhammad.

Jadi, dia menciptakan mitos serta rumor bahwa dirinya mempunyai "kekuatan supernatural" yang dianugerahkan langsung dari Tuhan.


4. Memulai Masa Ekspansi
Selama 35 tahun berikutnya, Timur memperluas daerah kekuasaannya dengan ekspedisi militer dan memerangi wilayah lain.

Dia tidak hanya mengonsolidasikan kekuasaan dengan menghancurkan musuhnya. Namun juga mengincar daerah yang belum dijamah manusia.

Penaklukannya di kawasan barat dan barat laut telah membawanya ke kawasan Laut Caspia, tepi Sungai Ural serta Sungai Volga.

Kemudian kampanye militer ke selatan dan barat daya membawa Timur ke berbagai provinsi di Persia seperti Baghdad, Karbala, hingga Irak Utara.

Salah satu musuh tangguh yang pernah dilawan Timur adalah keturunan lain Gengis Khan bernama Tokhtamysh yang pernah menjadi pengungsi.

Sempat dilindungi Timur, Tokhtamysh menjadi penguasa utara Kipchak serta Golden Horde. Keduanya berebut pengaruh di Khwarizm dan Azerbaijan.

Meski begitu, Timur masih mendukung Tokhtamysh ketika memerangi orang Rusia. {ada 1382, dia menghancurkan pasukan Muscovite dan membakar Moskwa.

Salah satu kisah lain yang terkenal adalah ketika Timur melakukan penyerbuan ke Moskwa setelah mengalahkan Ryazan dan membekap Elets.

Saat itu, Pangeran Besar Vasily I dari Moskwa bergerak bersama pasukan Kolomna dan sampai di tepi Oka River untuk membendung militer Timur.

Untuk menambah moral tempur, pendeta membawa gambar Theotokos (Perawan Maria dan Bayi Yesus) dari Vladimir menuju Moskwa.

Di tengah perjalanan, pendeta itu berlutut dan berdoa "Ya Bunda Tuhan, selamatkanlah tanah air Rusia!". Tiba-tiba, pasukan Timur mundur.

Untuk mengenang pembebasan Rusia dari Timur secara ajaib, setiap 26 Agustus, mereka merayakan hari Pertemuan Bunda Allah Maha Kudus dari Vladimir.

5. Kematian
Pada Desember 1404, Timur hendak menginvasi Dinasti Ming di China dan mempersiapkan serangan dengan target eksekusi di musim semi.

Namun dia terserang penyakit ketika berusaha mencapai China akibat musim dingin saat berada di kawasan Syr Daria.

Dia meninggal dunia dalam usia 68 tahun pada 19 Februari 1405 di Farab sebelum sempat mencapai perbatasan China.

Sebelum meninggal, Timur memutuskan membagi daerah kekuasaannya bagi anak serta cucunya yang selamat dalam pertempuran.

Jenazahnya kemudian dibalsem, dibaringkan dalam peti kayu eboni, dan dibawa ke Samarkand untuk dimakamkan di mausoleum yang kini bernama Guri Amir.

https://internasional.kompas.com/read/2019/02/20/22015431/biografi-tokoh-dunia-timur-lenk-penguasa-dan-penakluk-turki-mongol

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke