Salin Artikel

Polisi Jebak Pemuda yang Berencana Membunuh Orangtuanya

Artyom Tepper duduk di dalam sbeuah mobil Mercedes dan mengatakan dia akan menangis histeris setelah kedua orangtuanya tewas untuk menghilangkan kecurigaan.

Dalam video, yang dirilis badan investigasi negara itu, bahkan memperlihatkan Artyom mengelus sebilah pisau yang akan digunakan untuk membunuh keluarganya.

Motif di balik rencana jahat ini adalah keinginan Artyom untuk menguasai harta orangtuanya yang kaya.

Namun, di luar sepengetahuan Artyom, pembunuh bayaran yang diajaknya berbicara adalah seorang polisi yang  menyamar.

Kepada sang "pembunuh" Artyom membayar uang muka sebesar 3,2 juta rubel atau sekitar Rp 690 juta.

Dia menjanjikan akan membayar sisa uang jika sudah mendapatkan warisan dari orangtuanya yang kaya.

Sang "pembunuh" menyepakati pembayaran itu dan berjanji bertemu Artyom beberapa hari kemudian.

Beberapa hari kemudian, si "pembunuh" bertemu Artyom dan memperlihatkan sejumlah foto yang memperlihatkan "jenazah" ayah dan ibu pemuda itu tergeletak bersimbah darah.

Saat melihat foto itu, Artyom nampaknya baru menyadari betapa kejam rencananya. Wajahnya seketika menjadi pucat dan dia berteriak.

Saat itulah, beberapa orang polisi datang dan langsung meringkus Artyom, si anak durhaka.

Setahun setelah penangkapannya, pengadilan kota Sochi, Rusia pekan ini menjatuhkan hukuman 6,5 tahun penjara.

Hebatnya, keluarga pemuda ini tidak menaruh kebencian tetapi berjanji untuk menunggu waktu pembebasannya.

Kasus ini diektahui polisi setelah sang ayah Igor Tepper (50), pensiunan polisi yang kini menjadi pengusaha di Sochi, melaporkan anaknya.

Dia curiga Artyom berencana membunuhnya karena memiliki sifat serakah.

Igor bahkan pernah memergoki Artyom memasukkan pil beracun ke teko tempat memasak air.

Gagal dengan pil beracun, Artyom kemudian berencana menggunakan merkuri di mobil orangtuanya. Namun, usaha ini juga gagal.

"Saya sudah berencana membunuh mereka selama beberapa bulan," Artyom mengakui perbuatannya kepada polisi.

"Saya muak dengan mereka. Mereka tak memahami saya, jadi saya mencari pembunuh bayaran," kata dia.

Artyom tak hanya menyewa pembunuh bayaran tetapi dia juga menggambarkan denah kediaman orangtuanya. Dia juga menunjukkan lokasi CCTV dan cara menghindari anjing penjaga.

Tak hanya itu, kepada pembunuh yang disewanya, Artyom bersikukuh adiknya yang masih kecil juga harus dihabisi.

Setelah Artyom mengakui semua perbuatannya, barulah dia diberitahu bahwa kedua orangtua dan adiknya masih hidup.

Semua jenazah yang ada di dalam foto yang dilihat Artyom, sudah diatur sedemikian rupa oleh polisi sehingga menyerupai pembunuhan sesungguhnya.

Sang ibu tak bisa berkata-kata saat mengetahui anak yang dia lahirkan dan besarkan berniat unutuk menghabisi seluruh keluarganya.

Namun, dari dalam selnya, Artyom kemudian mengirim surat dan meminta maaf dari kedua orangtuanya. Demikian harian Komsomolskaya Pravda.


https://internasional.kompas.com/read/2019/02/16/11355201/polisi-jebak-pemuda-yang-berencana-membunuh-orangtuanya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke