Salin Artikel

Biografi Tokoh Dunia: Tunku Abdul Rahman, Bapak Kemerdekaan Malaysia

KOMPAS.com - Putra dari Sultan Kedah ke-24 menjadi bapak pendiri negara Malaysia yang merdeka. Dia adalah Tunku Abdul Rahman Putra Alhaj.

Dikenal sebagai Bapak Kemerdekaan, dia memimpin Malaysia sebagai perdana menteri pertama setelah Sarawak, Sabah, dan Singapura bersatu pada 1963.

Meski Singapura memisahkan diri pada 1965, dia tetap memainkan peran kunci dalam Organisasi Konferensi Islam (selanjutnya berganti menjadi Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI).

Kehidupan awal

Abdul Rahman lahir pada 8 Februari 1903 di Istana Pelamin, Kedah. Ibunya adalah istri keempat Sultan Abdul Hamid Halim Shah, Che Manjalara.

Dia dibesarkan di istana yang dibangun oleh kontraktor China. Masa kecilnya di kerajaan membuatnya dikelilingi oleh sejumlah pelayan.

Sang pangeran dikirim ke SD Melayu Jalan baharu pada 1909, kemudian dipindahkan ke Sekolah Bahasa Inggris Pemerintah.

Pada 1911, Pangeran Abdul yang masih kecil dibawa ke Bangkok untuk menempuh pendidikan di Sekolah Debsurin. Dia belajar di sana bersama dengan tiga saudara laki-lakinya.

Kembali ke kampung halaman pada 1915, dia melanjutkan studi ke Penang Free School.

Pada 1918, dia mendaftar di St. Catharine's College di Universitas Cambridge dengan beasiswa dari Kedah dan lulus dengan gelar Seni pada 1925.

Pada waktu itu, dia menarik perhatian dan dipuji sebagai orang pertama yang menerima gelar beasiswa dari Kedah State untuk belajar di Inggris. Abdul lulus dari Cambridge pada 1925.

Dia kembali ke Inggris untuk mendapat gelar di bidang hukum. Namun, dia gagal mengikuti ujian awal pada 1930.

Presiden UMNO

Mengawali karier dengan bertugas di pelayanan publik Kedah, dia juga diangkat sebagai Petugas Distrik Kulim dan Sungai Petani pada 1931.

Pada saat itu, Malaysia masih dikenal dengan sebutan Malaya, yang kolonialnya masih didominasi oleh perwira Inggris.

Tapi Abdul Rahman sebagai pengecualian, seorang melayu dan memiliki kepedulian terhadap sesama warga Malaya.

Pemerintahan Inggris tidak berani melakukan apa pun terhadapnya karena dia adalah putra Sultan dan seorang Melayu yang berharga.

Beberapa tahun kemudian, Abdul pergi ke Inggris dan tinggal di sana sebentar sebelum akhirnya kembali ke Malaya setelah meletusnya Perang Dunia II.

Pada 1939, dia mengikuti ujian bahasa Inggris yang sempat membuatnya gagal pada 9 tahun sebelumnya. Namun kali ini, dia berhasil lulus.

Dia menyelesaikan studi hukum di Inggris di Inss of Court untuk memperoleh kualifikasi hukum dan kembali ke Kedah.

Pada 1949, dia bekerja di pengadilan dan kemudian ditunjuk sebagai wakil jaksa penuntut umum di Departemen Hukum Federal Malaya, posisi yang dia tinggalkan pada 1951 untuk memulai karier politik.

Akhirnya, dia menjadi presiden Organisasi Nasional Melayu Besatu (UMNO) yang kemudian mempelopori aliansi dengan Asosiasi China Melay dan Kongres India Melayu.

Pada Januari 1956, Abdul memimpin misi ke London untuk menegosiasikan kemerdekaan Melayu. Inggris, berjanji akan memberikan kemerdakaan pada Agustus 1957.

Janji pun ditepati. Dia segera menjadi perdana menteri pertama Melayu yang independen.

Pada tengah malam pada 30 Agustus 1957, dia berdiri di tiang bendera di Lapangan Merdeka, Kuala Lumpur. '

Abdul menyaksikan bendera Inggris Union Jack diturunkan untuk terakhir kalinya dan bendera Federasi Malaysia atau Persekutuan Tanah Melayu yang baru dikibarkan.

Wilayah Malaysia kala itu Singapura, Sabah, Sarawak, dan Brunei pada 1963.

Namun, penambahan Singapura dalam Federal terbukti menjadi bencana yang meningkatkan masuknya gelombang warga China di wilayah itu.

Setelah bentrokan tak berujung, Singapura memisahkan diri dan mendeklarasikan kemerdekaannya pada 9 Agustus 1965 sebagai negara republik.

Rezim Abdul Rahman runtuh pada 1969, ketika Partai Aliansi kehilangan sebagian besar dukungan dalam pemilihan umum tahun itu.

Dia juga kehilangan dukungan dari orang-orang di dalam UMNO yang sangat kritis terhadap kepemimpinannya.

Pada 22 November 1970, dia mengundurkan diri dari posisi Perdana Menteri dan kemudian dari UMNO pada tahun berikutnya.

Akhir hayat

Abdul Rahman diyakini memiliki setidaknya empat istri, tapi hanya tiga pernikahan yang terkonfirmasi.

Istri pertamanya adalah seorang perempuan China bernaama Meriam Ching. Setelah kematian sang istri, dia menikahi Violet Coulsen yang kemudian diceraikannya.

Lalu dia menikah dengan Sharifah Rodziah Ayed Alwi Barakbah. Sementara, pernikahan keempatnya dengan Bibi Cong dirahasiakan.

Pada 1977, menjadi kepala surat kabar The Star, yang selanjutnya dilarang pada 1987 ileh Perdana Menteri Mahathir Mohamad karena mengkritik keras pemerintahan.

Selama sisa hidupnya, dia aktif menentang Mahathir meski kondisi kesehatannya membutuk.

Dia meninggal dunia pada 6 Desember 1990, pada usia 1990. Jenazahnya dimakamkan di Langgar Royal Mausoleum.

https://internasional.kompas.com/read/2019/02/08/20291541/biografi-tokoh-dunia-tunku-abdul-rahman-bapak-kemerdekaan-malaysia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke