Salin Artikel

Masuknya Putri Thailand ke Bursa Calon Perdana Menteri Jadi Sejarah Baru, Mengapa?

Putri Ubolratana dinominasikan dari Thai Raksa Chart, partai yang didirikan oleh oleh mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.

Jurnalis Al Jazeera Wayne Hay seperti dilansir Jumat (8/2/2019) mengatakan, masuknya Ubolratana membawa politik Thailand ke arah babak baru.

Sebab ini kali pertama dalam sejarah Thailand ada keluarga kerajaan yang terlibat secara langsung dalam politik, dan mencalonkan diri jadi pejabat publik.

"Keluarga kerajaan selalu dianggap berada di atas politik di mana semua orang tahu itu merupakan badan paling kuat," terang Hay.

Dia bakal menantang petahana Prayuth Chan-o-Cha yang juga mengumumkan bakal bertarung dalam pemilihan umum 24 Maret mendatang.

Chan-o-Cha merupakan panglima militer Thailand yang meraih kekuasaan setelah upaya kudeta terhadap Yingluck Shinawatra. adik Thaksin, berhasil pada 2014.

PM berusia 64 tahun tersebut bakal terjun dengan kendaraan politik Partai Palang Pracharat yang lebih condong kepada militer.

Hay menjelaskan, baik pendukung keluarga Shinawatra maupun suporter elite militer sering terlibat bentrok dalam satu dekade terakhir.

"Karena itu, melihat adanya keluarga kerajaan bertarung menjadi pejabat publik dengan dukungan Shinawatra bakal menjadi perkembangan menarik," terangnya.

Sejak 1932, Thailand mengadopsi sistem konstitusi monarki. Namun keluarga kerajaan memegang pengaruh besar, dan dihormati oleh rakyat.

Kakak tertua Raja Maha Vajiralongkorn itu pernah melepas status bangsawan setelah menikah dengan warga Amerika Serikat 1972 silam.

Namun, Ubolratana kembali ke Thailand pada akhir 1990-an setelah bercerai. Meski statusnya belum dipulihkan, dia diperlakukan sebagai putri oleh rakyat.

https://internasional.kompas.com/read/2019/02/08/13502971/masuknya-putri-thailand-ke-bursa-calon-perdana-menteri-jadi-sejarah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke