Melansir dari Straits Times, insiden di kota Zamboangan itu terjadi selang tiga hari setelah dua ledakan mengguncang katedral di pulau Jolo, Filipina, dengan 20 orang tewas.
Kepolisian Zamboangan mengidentifikasi dua korban tewas serangan granat di masjid sebaga Habil Rex (46) dan Bato Sattal (47). Keduanya merupakan jemaah masjid.
Pelaku sebelumnya mematikan lampu jalan di dekat masjid, lalu melemparkan granat ke temat ibadah yang terletak di distrik Talon.
Saat peristiwa terjadi, ada sekitar 10 orang sedang tidur, tepat lewat tengah malam.
Penyidik menuyatakan, tuas pengaman granat buatan Belgia ditemukan di tempat kejadian. Masjid itu diketahui milik seorang pensiunan polisi.
Dalam sebuah pernyataan, Dewan Ulama Semenanjung Zamboanga mengecam serangan itu dehngan menyebutnya sebagai tindakann jahat, tidak rasional, dan tidak manusiawi.
"Kita butuh langkah paling ekstrem yang cukup untuk mengakhirinya, tanpa ada tanggapan balik dari musuh-musuh yang tidak sengaja berpihak pada para penjahat," katanya.
Dalam insiden ledakan di katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo sebelumnya, tersangka diidentifikasi sebagai Ommal Yusop.
Kemudian ada tersangka lain dengan alias Kamah, dan tersangka ketiga yang tidak dikenal berhasil melarikan diri. Keduanya disebut sebagai fraksi "Ajang-ajang" bagian dari Abu Sayyaf.
Seperti diketahui, Abu Sayyaf telah berjanji setia kepada Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
https://internasional.kompas.com/read/2019/01/30/09192971/masjid-di-filipina-diserang-granat-2-orang-tewas
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan