Salin Artikel

Zimbabwe Segera Kembali Gunakan Mata Uang Negaranya Sendiri

Kementerian Keuangan mengatakan, mata uang Zimbabwe ditargetkan untuk kembali diperkenalkan dalam waktu kurang dari 12 bulan.

Selama hampir satu dekade terakhir, masyarakat Zimbabwe menggunakan sejumlah mata uang negara lain, termasuk dollar AS, sejak terjadinya krisis hiperinflasi.

Setelah nilai mata uang dollar Zimbabwe terus mengalami penurunan hingga tak lagi dihargai, penggunaan mata uang asli negara itu telah dilarang pada April 2009.

Sebagai gantinya, warga diperbolehkan menggunakan mata uang negara lain seperti dollar AS, poundsterling, yen Jepang, yuan China, euro, rupee India, dan rand Afrika Selatan, dalam transaksi perdagangan sehari-hari.

Namun kini, dalam upaya mengembalikan perekonomian negara yang terpuruk, sebagaimana janji Presiden Emmerson Mnangangwa, pemerintah Zimbabwe akan kembali memperkenalkan mata uang miliknya.

"Dalam kaitannya dengan meningkatnya mata uang asing, kami sedang dalam perjalanan untuk memperkenalkan mata uang baru."

"Beri kami waktu beberapa bulan," kata Menteri Keuangan Zimbabwe, Mtuli Ncube, dalam wawancaranya yang dipublikasikan surat kabar Herald, Sabtu (12/1/2019).

Ncube menambahkan, proses pengenalan mata uang baru telah berjalan dan akan siap dalam kurang dari 12 bulan ke depan.

Perekonomian negara di Afrika selatan itu telah mengalami penurunan selama lebih dari satu dekade, dengan kurangnya uang tunai, tingkat penggangguran yang tinggi, dan pemerintah yang kesulitan membayar gaji pegawainya.

Langkah meningkatkan pendapatan negara telah diambil Ncube, salah satunya dengan menaikkan pajak transaksi elektronik hingga dua persen.

Krisis juga melanda sektor kesehatan dengan dokter menggelar aksi mogok kerja menuntut kenaikan gaji dan penambahan pasokan obat.

https://internasional.kompas.com/read/2019/01/14/09413191/zimbabwe-segera-kembali-gunakan-mata-uang-negaranya-sendiri

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke