Salin Artikel

Biografi Tokoh Dunia: John Edgar Hoover, Direktur Pertama FBI

Salah satu sosok yang telah berjasa dalam membesarkan nama biro intelijen tersebut adalah John Edgar Hoover.

Hoover ditunjuk menjadi direktur sebagai direktur badan intelijen AS pada 1924, yang saat itu masih bernama Biro Investigasi. Badan tersebut baru ditambahkan kata "federal" pada 1935.

Selama menjabat sebagai direktur, Hoover dinilai telah mampu membawa badan intelijen yang awalnya merupakan organisasi kecil dan belum memiliki cukup kewenangan menjadi biro investigasi yang dapat diandalkan.

Meski setelah kematiannya, muncul kabar kontroversial tentang Hoover yang dianggap telah memanfaatkan kekuasaan sebagai direktur FBI.

Masa Muda dan Awal Karier

John Edgar Hoover lahir di Washington DC pada 1 Januari 1895. Dia adalah putra pasangan Dickerson Naylor Hoover Sr, yang memiliki garis keturunan Inggris dan Jerman, dengan Anna Marie, yang merupakan keturunan Swiss dan Jerman.

Hampir sepanjang hidupnya dihabiskan di Washington DC, AS. Dia bersekolah di Central High School dan sempat mengikuti program pelatihan korps cadangan.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi dengan belajar hukum di Universitas George Washington dan lulus dengan gelar sarjana hukum pada 1916, serta gelar master setahun berselang.

Hoover sempat bekerja sebagai pesuruh di Perpustakaan Kongres saat masih berusia 18 tahun. Namun kariernya di pemerintahan bermula saat dia diterima bekerja sebagai peninjau berkas untuk Departemen Keadilan pada 1917.

Dua tahun setelahnya, Hoover dipercaya untuk menjadi asisten khusus Jaksa Agung A Mitchell Palmer.

Selama bertugas sebagai asisten khusus jaksa agung, Hoover mulai mengumpulkan informasi tentang orang-orang yang diduga komunis setelah Perang Dunia I.

Semua informasi tersebut dikumpulkannya menggunakan intelijen pemerintah dan militer, penyelidikan polisi, detektif swasta, informan, dan banyak sumber lainya, termasuk yang diragukan legalitasnya.


Menjabat Pemimpin Badan Intelijen

Pada 1921, Hoover ditunjuk sebagai asisten direktur di Biro Investigasi. Tiga tahun kemudian, terjadi skandal yang dilakukan pemerintahan Presiden Warren G harding yang turut membawa dampak pada biro intelijen negara.

Setelah Presiden Harding meninggal karena serangan jantung, penerusnya Calvin Coolidge, menunjuk jaksa agung baru, Harlan Fiske Stone.

Pada Mei 1924, Stone memecat direktur Biro Investigasi dan menunjuk Hoover sebagai direktur pelaksana biro.

Hoover pun melakukan reformasi terhadap biro dan membangunnya kembali secara lebih profesional. Dia merekrut agen berdasarkan prestasi dan melembagakan metode pemilihan dan pelatihan yang ketat.

Salah satu inovasinya adalah menyusun pusat data sidik jari dan kini menjadi yang terbesar di dunia.

Dia juga membuka laboratorium ilmiah pendeteksi kejahatan dan akademi nasional FBI, di mana petugas penegak hukum terpilih dari sebuah negara bagian dikirim untuk menjalani pelatihan khusus di tempat tersebut.

Di masa awal 1930-an, kelompok gangster di AS tumbuh besar dan dikenal di seluruh dunia. Hoover memanfaatkan situasi tersebut untuk semakin mempublikasikan pencapaian FBI dengan melacak dan menangkap para penjahat terkenal, termasuk George "Machine Gun" Kelly.

Pada 1935, Biro Investigasi AS berubah nama menjadi Biro Investigasi Federal atau yang dikenal dengan nama FBI.

Saat Perang Dingin dimulai pada akhir 1940-an, FBI melakukan pengawasan intensif terhadap komunis dan aktivis sayap kiri di AS.

Hoover pun menggelar penyelidikan secara agresif terhadap kelompok Ku Klux Klan, hingga aktivis pergerakan kulit hitam di AS, Martin Luther King, Jr.

Namun dia juga mempertahankan kebijakan untuk tidak ikut campur dalam operasi yang dilakukan kelompok Mafia dan melepaskan mereka dari pengawasan.


Hoover diyakini telah menggunakan kekuasaan pengawasan FBI yang sangat besar dan kemampuan pengumpulan informasi untuk mencari kelemahan para politisi di seluruh negeri, tidak terkecuali para petinggi hingga presiden.

Dia diduga menggunakan informasi dan dokumen tersebut untuk mempertahankan posisinya sebagai direktur FBI.

Hoover mempertahankan posisinya sebagai pemimpin badan intelijen AS hingga akhir hayatnya di usia 77, setelah 48 tahun dan melayani hingga delapan presiden dan 18 jaksa agung.

Akhir Kehidupan

John Edgar Hoover meninggal di usia 77 tahun, pada 2 Mei 1972. Dia meninggal dalam tidurnya.

Beberapa hari setelah kematiannya, Presiden Nixon memerintahkan staf Departemen Kehakiman untuk mengambil dokumen rahasia yang disimpan Hoover, namun dokumen-dokumen tersebut telah dihancurkan oleh sekretaris pribadinya.

Setelah Hoover meninggal, FBI juga diterpa isu penggunaan pengawasan ilegal untuk mengawasi kelompok-kelompok anti-perang dan politik.

Departemen Kehakiman pun menerbitkan aturan untuk jabatan direktur badan intelijen maksimal 10 tahun dan memastikan tidak ada lagi direktur setelah Hoover yang bisa memanfaatkan kekuasaan untuk waktu yang lama.

https://internasional.kompas.com/read/2019/01/03/13130981/biografi-tokoh-dunia-john-edgar-hoover-direktur-pertama-fbi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke