Salin Artikel

Kaleidoskop 2018: Ajal Khashoggi Pengaruhi Kebijakan Saudi

Tapi seluruhnya, kami tidak akan berlalu dengan sebuah krisis, kami akan melaluinya dengan transformasi.

Demikian dua kalimat yang dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi yang baru, Ibrahim al-Assaf. Dia menggantikan posisi yang sebelumnya diduduki oleh Adel al-Jubeir.

Perombakan mengejutkan itu disebut sebagai upaya untuk menyeimbangkan keputusan kebijakan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) di tengah kasus Khashoggi.

MBS kini mau tak mau harus menghadapi sorotan global yang intens atas kematian jurnalis Jamal Khashoggi yang dibunuh pada 2 Oktober 2018.

Jamal Khashoggi merupakan kolumnis Washington Post asal Arab Saudi yang dibunuh ketika berada di gedung konsulat Saudi, di Istanbul, Turki.

Sebagai seorang pewarta, dia kerap meliput berita utama termasuk invasi Soviet terhadap Afghanistan dan munculnya Osama Bin Laden.

Saat itu, dia bekerja untuk berbagai media di Saudi. Selama puluhan tahun, pria berusia 59 tahun itu dekat dengan keluarga kerajaan Saudi dan pernah menjadi penasihat pemerintah.

BBC mencatat, Khashoggi pergi ke pengasingan di AS pada tahun lalu begitu dia merasa tidak lagi disukai. Sejak itulah, dia menulis kolom bulanan untuk Washington Post dan mengkritik kebijakan MBS.

Lalu, mengapa dia dibunuh? Jawaban untuk pertanyaan ini masih misteri.

Menurut beberapa laporan anonim, pembunuhan dimulai dengan ancaman. Salah satu eksekutor mengatakan, Khashoggi akan kembali ke Saudi. Perkelahian pun terjadi dan dia kehilangan kesadaran.

Ada dua spekulasi, Khashoggi tak sadarkan diri akibat anestesi atau usai dicekik, kemudian tubuhnya dimutilasi.

Meski laporan terbaru menyebutkan sejumlah pria membawa koper dan tas hitam berisi potongan tubuh Khashogggi dipindahkan ke garasi rumah tak jauh dari konsulat, namun hingga kini jenazahnya tidak pernah ditemukan.

Sejak MBS dinobatkan sebagai penerus tahkta, berbagai reformasi kebijakan diambil, seperti mengizinkan perempuan mengemudi, pembangunan bioskop, dan penerapan Visi 2030.

Visi tersebut nantinya akan mendiversifikasi perekonomian Saudi agar tidak lagi bergantung pada penjualan minyak.

Meski menuai pujian atas sejumlah kebijakan, pria berusia 33 tahun tak dapat menghindari banjir kritikan terutama menyangkut hak asasi manusia, seperti penangkapan sejumlah aktivis.

Apalagi dengan adanya kasus pembunuhan Khashoggi, dia seperti menjadi bidikan komunitas internasional.

Badan Intelijen Pusat AS (CIA) menyimpulkan MBS yang memerintahkan agar jurnalis tersebut dibunuh. Namun, Presiden AS Donald Trump menyebut penyelidikan kasus tersebut belum mencapai kesimpulan.

Selain CIA, Senat AS menyimpulkan MBS bertanggung jawab atas kematian Khashoggi, dan tentu pernyataan itu ditentang oleh Saudi.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengklaim, perintah pembunuhan terhadap Khashoggi berasal dari level tertinggi pemerintahan Saudi.

Meski demikian, dia tidak menyebutkan Raja Salman yang berada di balik itu semua.

Otoritas Saudi terus menolak keterlibatan MBS dan menolak ekstradisi bagi para tersangka ke Turki.

Negara lain ambil sikap

Menanggapi kasus Khashoggi, sejumlah negara seakan kompak untuk menangguhkan kesepakatan terhadap Saudi.

Seperti Jerman misalnya, yang berniat untuk menunda penjualan senjata ke Saudi karena menginginkan adanya klarifikasi atas pembunuhan sang jurnalis.

Pemerintah Denmark dan Finlandia juga melakukan hal yang sama, menangguhkan penjualan senjata ke Saudi.
'
Selain itu, pemerintah AS juga telah menjatuhkan sanksi terhadap warga Saudi yang menjadi tersangka dalam kasus Khashoggi.

Lalu, bagaimana Kanada yang sebelumnya terlibat perseturuan dengan Saudi karena menyerukan pembebasan sejumlah aktivis?

Hingga kini, negara pimpinan Justin Trudeau sedang mencari cara untuk bisa membatalkan kesepakatan ekspor senjata ke Saudi.

Pertanyaan selanjutnya terkait hubungan antara kematian Khashoggi dan masa depan MBS di kerajaan, apakah dia bisa dilengserkan dari takhta?

Tak ada seorang pun yang bisa memprediksinya.

Kini, dia justru sedang mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah bagi investor asing dan memamerkan Visi 2030.

Namun masalah bagi Saudi adalah, Turki mengklaim punya bukti pembunuhan Khashoggi dan dengan senang hati membagikannya kepada para sekutu.

Meski membuat beberapa negara memutuskan tidak menjual senjata ke Saudi, penyelidikan Turki tidak akan menghentikan kemitraan AS dan mitra strategis Saudi lainnya dalam level diplomatik, begitu pula dengan perusahaan swasta.

CNN mencatat, investasi dari perusahaan itu sangat dibutuhkan MBS jika proyek Visi 2030 terus berjalan.

Dampak pembunuhan

Dampak dari pembunuhan Khashoggi secara luas dipandang sebagai krisis diplomatik terburuk kerajaan Saudi sejak serangan teroris 11 September 2001 di AS.

"Anda tidak dapat menghilangkan keterkaitan Khashoggi dari perkembangan apa pun, meski perombakan pemerintah merupakan kebiasaan tiap empat tahun sekali," ujar Mohammed Alyahya, senior di Gulf Research Centre.

Pendapatnya itu disampaikan untuk menanggapi "reshuffle" kabinet pemerintahan Saudi, di mana Assaf ditunjuk sebagai menlu.

"Ada upaya untuk menyeimbangkan langkah cepat reformasi dengan memperkuat prosedur dan institusi pemerintah," imbuhnya.

Perombakan dilakukan usai Saudi mengumumkan pembentukan badan pemerintah untuk meningkatkan pengawasan operasi intelijennya usai pembunuhan Khashoggi.

Perombakan pemerintahan Saudi disebut tidak akan melemahkan sang putra mahkota.

"Perombakan ini tidak melemahkan pangeran mahkota, yang berarti mereka di Kongres AS, yang ingin mengurangi perannya (MBS) akan memiliki argumen bahwa tindakan lebih lanjut masih harus diambil," kata Ryan Bohl, dari think tank geopolitik AS Stratfor.

Khashoggi hanya ingin mengurus rencana pernikahan dengan tunangannya saat berkunjung ke konsulat di Istanbul. Namun sejak masuk ke gedung tersebut, dia tidak pernah muncul kembali.

Otoritas kerajaan menyebut sang jurnalis dibunuh dalam "operasi jahat" yang dipimpin agen Saudi.

https://internasional.kompas.com/read/2018/12/31/19085601/kaleidoskop-2018-ajal-khashoggi-pengaruhi-kebijakan-saudi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke