Salin Artikel

Hiperinflasi, Warga Venezuela Tak Bisa Kuburkan Kerabat secara Layak

Hiperinflasi yang pada November lalu mencapai 150.000 persen tidak saja membuat warga kesulitan membeli peti mati maupun membangun makam.

Sebagaimana diwartakan Reuters via Newsweek Kamis (6/12/2018, warga sempat beralih dengan memanfaatkan jasa kremasi.

Namun, tingginya permintaan kremasi membuat penyedia layanan kesulitan mendapatkan gas propana, dan membuat harganya naik 108 persen pada pekan ini.

Karena itu, warga yang tak bisa menguburkan kerabatnya secara layak memilih membaringkan jenazah di sebuah kuburan tak bertanda di ujung pemakaman.

Seperti yang dilakukan oleh warga asal Negara Bagian Zulia bernama Angelica. Perempuan 27 tahun tersebut baru saja kehilangan ayahnya.

Vera yang bekerja sebagai petugas kasir tak punya uang untuk membangun makam bagi ayahnya yang meninggal. "Apa yang kami alami benar-benar rendah," keluhnya.

Ketika mendiang Presiden Hugo Chavez berkuasa, harga minyak dunia yang tinggi membuat Venezuela bergelimang dollar AS, dan membuatnya untuk menjalankan program bagi warga miskin.

Namun setelah Chavez meninggal dan posisinya digantikan sang wakil Nicolas Maduro pada 2013, harga minyak mulai terjun.

Mismanajemen produksi minyak, depresiasi mata uang Bolivar, kekurangan obat dan makanan, serta kekerasan membuat tiga juta rakyat Venezuela mengungsi sejak 2015.

Di tengah upaya membangun kembali ekonominya, pekan ini Maduro mengunjungi Rusia dan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

Putin sepakat untuk menanamkan investasi pada produksi minyak dan gas sebesar 6 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 86,9 triliun.

https://internasional.kompas.com/read/2018/12/07/17580621/hiperinflasi-warga-venezuela-tak-bisa-kuburkan-kerabat-secara-layak

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke