Salin Artikel

Di Pesan WhatsApp, Jamal Khashoggi Sebut MBS sebagai Binatang Buas

Pengakuan tersebut tertuang dalam pesan pribadi di WhatsApp yang diungkapkan koleganya, sesama aktivis Saudi yang mengasingkan diri ke Kanada, Omar Abdulaziz.

Terdapat sekitar 400 pesan WhatsApp yang dibagikan Abdulaziz kepada CNN Senin (3/12/2018). Termasuk di dalamnya rekaman suara hingga video.

"Semakin banyak korban yang dia lahap, maka dia bakal semakin menginginkan lebih banyak lagi," ujar Khashoggi dalam salah satu pesan yang dikirim pada Mei.

Dalam pesannya kepada Abdulaziz, Khashoggi mengatakan tirani tidak mempunyai logika dan berujar MBS sangat menyukai penindasan.

Khashoggi berkata MBS ingin menunjukkan kekuatannya, dan bakal melenyapkan siapapun yang menghalanginya. Bahkan jika itu pendukungnya sendiri.

"Jamal percaya MBS merupakan isu serta masalah itu sendiri, dan mengatakan bahwa anak itu harus dihentikan," papar Abdulaziz.

CNN memberitakan, diskusi semacam itu bisa dianggap pengkhianatan di Saudi, salah satu negara dengan catatan terburuk di dunia dalam hal kebebasan berpendapat.

Keduanya kemudian mulai merencanakan untuk membentuk pasukan siber melalui anak-anak muda Saudi dan melancarkan propaganda melalui media sosial.

Kelompok bernama "pasukan lebah" itu bakal memaparkan pelanggaran HAM. Senjata yang bakal mereka gunakan adalah media sosial Twitter.

Abdulaziz bertugas untuk merencanakan seperti apa tugas pasukan siber itu, sementara Khashoggi bertugas mencarikan dana.

Pada Juni, sebuah pesan yang dikirim dari Abdulaziz berisi konfirmasi dana sebesar 5.000 dollar AS, sekitar Rp 71,2 juta, sudah masuk.

Khashoggi membalas dengan jempol. Namun pada awal Agustus, Abdulaziz menerima pesan dari Saudi bahwa pemerintah sudah mengetahui proyek mereka.

Pria 27 tahun itu segera meneruskan pesan kepada Khashoggi. "Bagaimana mereka bisa tahu?" tanya Khashoggi. Tiga menit kemudian, Khashoggi menulis "Tuhan ampuni kami".

Abdulaziz mulai melontarkan kisahnya pada November lalu setelah diberi tahu peneliti Lab Warga Universitas Toronto bahwa ponselnya diretas oleh perangkat militer.

Bill Marczak, salah satu peneliti mengatakan, ponsel Abdulaziz diretas menggunakan piranti yang dikembangkan perusahaan asal Israel, NSO Group, dan digunakan atas permintaan Saudi.

Selain Abdulaziz, Marczak menyatakan piranti itu juga menargetkan dua warga Saudi lain, aktivis bernama Yahya Assiri dan satu lagi yang bekerja di Amnesty International.

Minggu (2/12/2018), Abdulaziz melayangkan gugatan hukum kepada NSO dan menuduh perusahaan itu telah melanggar hukum internasional karena menjual ke rezim penekan.

Gugatan itu ditanggapi NSO yang menjanjikan bakal menggelar penyelidikan untuk memastikan jika ada penyalahgunaan alat.

Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober lalu ketika mengurus dokumen pernikahannya di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Sempat membantah, Riyadh akhirnya mengakui bahwa Khashoggi dibunuh di dalam gedung konsulat oleh lima orang dan jenazahnya dimutilasi.

Sumber dari penyelidik Turki mengemukakan potongan jenazahnya dilenyapkan menggunakan cairan asam dan dibuang ke saluran air.

Badan Intelijen Pusat AS (CIA) dilaporkan meyakini perintah untuk membunuh jurnalis berusia 59 tahun tersebut datang dari MBS.

Namun laporan itu direspon Presiden Donald Trump yang menyatakan pandangan CIA tidak bersifat final, dan menyatakan pembunuhan itu tak mempengaruhi relasi AS-Saudi.

https://internasional.kompas.com/read/2018/12/03/18383181/di-pesan-whatsapp-jamal-khashoggi-sebut-mbs-sebagai-binatang-buas

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke