Salin Artikel

Lewat Referendum, Warga Swiss Tentukan Nasib Tanduk Sapi

Kini warga Swiss akan memberikan suara dalam referendum untuk menentukan soal masalah sapi, lebih khusus lagi terkait tanduk mereka.

Warga akan memberikan suara untuk menentukan apakah peternak harus menghilangkan atau tetap membiarkan sapi memiliki tanduk agar hewan itu lebih bahagia.

Situs berita Swissinfo mengabarkan, hanya 10 persen sapi di Swiss yang masih memiliki tanduk, menurut inisiator referendum.

Hal ini amat kontras dengan berbagai foto promosi wisata Swiss yang selalu menampilkan para sapi lengkap dengan tanduk mereka.

Armin Capaul, seorang petani dari Gunung Graubunden, sukses meluncurkan inisiatif ini sendiri dan berhasil mengumpulkan 100.000 tanda tangan untuk memaksa digelarnya referendum.

Armin membiayai sendiri kampanye ini dengan menggunakan uang pribadi selain donasi yang dia peroleh dari beberapa sumber termasuk Komunitas Perlindungan Hewasn dan Greenpeace.

Inisiatif ini mendorong para petani Swiss untuk membiarkan sapi hidup dengan tanduk mereka.

Inisiatif ini juga menyerukan agar pemerintah Swiss memberi subsidi bagi pemilik sapi, kerbau, dan kambing selama mereka membiarkan ternaknya memiliki tanduk.

Selama ini petani Swiss memilih untuk menghilangkan tanduk sapi atau kambing agar mereka bisa ditempatkan di kandang berukuran kecil tanpa risiko saling melukai.

Namun, ujar Armin, dalam proses penghilangan tanduk itu sapi atau kambing harus dibius dan diberi obat penghilang rasa sakit.

Dia menambahkan, tanduk sapi dan kambing dihilangkan saat hewan-hewan itu belum berusia tiga pekan.

Namun, setidaknya 20 persen sapi yang dihilangkan tanduknya terus merasakan sakit sepanjang hidup mereka.

Tanduk sebenarnya amat penting bagi sapi, bukan hanya penting bagi mereka untuk saling mengenali tetapi juga berguna dalam komunikasi, pencernaan, kesehatan tubuh, dan mengatur suhu tubuh mereka.

https://internasional.kompas.com/read/2018/11/20/15532511/lewat-referendum-warga-swiss-tentukan-nasib-tanduk-sapi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke