Salin Artikel

Perang Terlama di Dunia, 335 Tahun Tanpa Satu Pun Korban Tewas

Demikian pula Perang Korea, Perang Vietnam, atau Perang di Afghanistan sama-sama berlangsung beberapa tahun.

Selain itu, semua perang ini memakan korban jiwa yang tidak sedikit, bahkan mencapai jutaan orang jika korban seluruh perang ini digabung.

Namun, ada satu perang yang "terlupakan" dalam sejarah. Perang ini berlangsung 335 tahun dan uniknya tidak memakan korban satu orang pun.

Perang itu adalah antara negeri Belanda dan Scilly, sebuah kepulauan yang berada di ujung barat daya Inggris.

Bagaimana mungkin perang yang mencapai tiga abad lebih itu bisa berlangsung tanpa memakan korban?

Asal muasal perang ini bisa dilacak hingga ke Perang Saudara Kedua Inggris yang terjadi pada 1648-1649.

Pada 1603, Ratu Elizabeth I wafat tanpa pernah menikah sehingga tidak memiliki keturunan. Alhasil, takhta kerajaan Inggris diserahkan kepada sang sepupu, James Stuart.

Dan untuk pertama kalinya pula, Inggris, Irlandia, dan Skotlandia berada di bawah kendali satu takhta yaitu James Stuart yang kemudian bergelar James I.

Namun, kondisi ini dengan segera memicu masalah. Pemberontakan Irlandia terhadap para pemukim Inggris dan Skotlandia memicu perpecahan yang berujung perang saudara pada 1642.

Kelompok yang mendukung Raja James I disebut Royalist dan mereka yang ingin menumbangkan raja disebut Parlementarian.

Saat itulah, Belanda masuk dalam permainan politik ini dan mendukung kelompok Parlementarian.

Keputusan Belanda ini membuat kelompok Royalist berang dan memutuskan untuk menyerang semua kapal milik Belanda yang memasuki Selat Inggris.


Singkat cerita, kelompok Royalist tak mampu menahan gempuran kelompok Parlementarian dan terpojok hingga ke Cornwall, di sudut barat Inggris.

Pada 1648, pasukan Parlementarian di bawah pimpnan Oliver Cromwell terus mendesak dan akhirnya berhasil merebut Cornwall.

Kekalahan ini membuat para Royalist dan angkatan lautnya mundur hingga ke kepulauan Scilly yang berjarak sekitar 45 kilometer dari pantai.

Melihat angkatan laut Royalist mundur ke kepulauan yang total luas wilayahnya hanya sekitar 16 kilometer persegi itu, armada Belanda mengejar.

Di bawah pimpinan Laksamana Maarten Harpertzoon Tromp, armada Belanda yang terdiri atas 12 kapal perang tiba di Kepulauan Scilly pada 30 Maret 1651.

Laksamana Maarten berniat untuk meminta ganti rugi kepada para Royalist yang merusak banyak kapal dagang milik Belanda.

Sir Bulstrode Whitelocke, seorang pengacara dan  anggota parlemen, mencatat peristiwa tersebut dalam sebuah surat tertanggal 17 April 1651.

"(Laksamana) Tromp datang ke (kastil) Pendennis dan mengatakan dia sudah pergi ke Scilly untuk meminta ganti rugi atas kerusakan kapal Belanda dan barang-barang yang dijarah dari kapal-kapal itu," demikian Whitelocke.

"Namun, Tromp tidak mendapatkan jawaban memuaskan sehingga atas perintahnya, Belanda menyatakan perang terhadap mereka," lanjut Whitelocke.

Karena saat itu seluruh wilayah Inggris sudah berada di tangan Parlementarian, Belanda secara khusus menyatakan perang terhadap Scilly.

Tak lama setelah pernyataan perang Belanda itu, pasukan Parlementarian di bawah pimpinan Laksamana Robert Blake memaksa armada Royalist menyerah.

Alhasil, armada Belanda yang sudah merasa tidak terancam pergi meninggalkan Scilly tanpa melepaskan satu tembakan pun.

Akibat tak jelasanya deklarasi perang terhadap  wilayah dari sebuah negara, Belanda tidak secara resmi menyatakan perdamaian.

Kondisi "status quo" ini terlupakan dan baru muncul kembali pada 1986 ketika seorang sejarawan dan ketua dewan Kepulauan Scilly Roy Duncan mengirim surat ke kedutaan besar Belanda di London.

Dalam suratnya Duncan mengatakan bahwa secara teknis Belanda masih berperang dengan Kepulauan Scilly.

Setelah melakukan penelitian, Pemerintah Belanda membenarkan pernyataan Duncan itu. Akhirnya, duta besar Belanda di London Rein Huydecoper berkunjung ke Kepulauan Scilly.

Di sana, Dubes Huydecoper menandatangani perjanjian perdamaian pada 17 April 1986 atau kurang lebih 335 tahun setelah perang dimulai.

Dan akhirnya perang terpanjang di dunia yang diwarnai tanpa sebutir peluru dan tak satu pun nyawa melayang itu berakhir.

https://internasional.kompas.com/read/2018/11/19/13105041/perang-terlama-di-dunia-335-tahun-tanpa-satu-pun-korban-tewas

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke