Salin Artikel

Jalani Profesi Ganda, Biksu Jepang Ini Juga Seorang "Make Up Artist"

Banyak orang yang bakal tidak menyangka bahwa dia juga merupakan seorang biksu Buddha.

Dengan riasan wajah yang sempurna, smokey eyes, bulu mata palsu, dan eyeliner, dia mengganti pakaian tiga kali selama presentasi di depan penggemarnya.

Tapi di sebuah kuil di Tokyo, ayahnya adalah seorang kepala biksu dan dia membantunya dalam berbagai ritual. Saat itulah, penampilannya berubah drastis.

Wajahnya polos tanpa riasan, dan dia mengenakan pakaian sederhana para biksu.

"Inilah diri saya," katanya, seperti diwartakan AFP.

"Saya tidak akan mencoba untuk menjadi orang lain," imbuhnya.

Nishimura juga berprofesi sebagai make up artist. Dia mempercantik banyak kliennya, mulai dari bintang pop sampai peserta ratu kecantikan.

Banyak waktunya dia habiskan di Amerika Serikat, di mana dia dapat terbuka dengan gairahnya dalam bidang kecantikan. Hal itu yang Nishimura sembunyikan sejak kecil di Jepang.

Dia bersembunyi di kamar mandi untuk bereksperimen dalam riasan.

"Saya membuka eyeshadow Chanel milik ibu saya, dan memakainya di wajah saya. Tapi saya nampak gila, seperti badut," kelakarnya.

Meski orangtua mendukung kariernya, namun dia merasa ada sesuatu yang hilang.

Nishimura dibesarkan dalam lingkungan kuil Buddja, bermain di belakang altar emas, dan suatu hari dia harus memilih apakah akan mengikuti jejak ayahnya.

Pada usia 24 tahun, dia mengikuti program pelatihan di kuilnya. Tapi di New York, dia memakai riasan dan perhiasan.

Kebebasan

Seorang biksu senior menepis kekhawatirannya, dengan menunjukkan bahwa biksu Jepang kerap mengenakan pakaian non-religius di luar kuil dan punya pekerjaan lain.

"Itu seperti kebebasan bagi saya," kata Nishimura.

"Saat itulah saya merasa bisa menjadi diri sendiri dan menjadi seorang biksu juga," tuturnya.

Dia mengakui karyanya sebagai seorang perias mungkin akan bertentangan dengan agama yang mengutamakan kebatinan.

"Saya pikir dalam ajaran Buddha, pesan intinya untuk merasakan kebahagiaan, merasa seimbang di dalam hati kita dan berbagi kebahagiaan," katanya.

Nishimura kembali ke Jepang dua kali setahun, membantu ayahnya di acara-acara keagamaan seperti pemakaman.

Untuk saat ini, dia dapat menyeimbangkan dua nyawanya, tetapi pada akhirnya nanti dia harus memutuskan apakah akan mewarisi kuil ayahnya atau tidak.

"Saya tidak berpikir berada di kuil adalah cara terbaik untuk membantu lebih banyak orang," ujarnya.

"Rias dan sepatu hak tinggi, seperti jembatan bagi saya untuk menyebarkan pemikiran saya kepada orang lain," tutur Nishimura.

https://internasional.kompas.com/read/2018/11/12/17185031/jalani-profesi-ganda-biksu-jepang-ini-juga-seorang-make-up-artist

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke