Salin Artikel

Presiden Palestina Tidak Ingin Tawaran Perdamaian oleh Trump Terwujud

Melansir AFP, berbicara pada pertemuan dewan pusat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada Minggu (28/10/2018), Abbas mengatakan Palestina kemungkinan menghadapi tahap paling berbahaya dalam sejarah.

Pernyataan itu menyoroti serangkaian tindakan kontroversial yang diambil oleh Trump, termasuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Abbas memboikot pemerintahan Trump sejak keputusan pada Desember lalu. Meski demikian, tim presiden AS masih berharap untuk merilis rencana perdamaian pada beberapa bulan mendatang.

AS telah memotong ratusan juta dolar bantuan untuk Palestina, dengan amarah Trump atas penolakan Abbas untuk bertemu dengannya atau anggota pemerintahannya.

Dia juga meminta Abbas untuk bernegosiasi, tetapi para pemimpin Palestina mengklaim telah diperas untuk mau menerima syarat-syarat Trump, yang mereka pandang sebagai bias secara nyata mendukung Israel.

"Mereka masih berbicara tentang kesepakatan era itu, dan mereka akan menyampaikannya setelah satu atau dua bulan," kata Abbas.

Diwartakan ABC News, Abbas khawatir AS merencanakan proposal yang akan membuat negara Palestina terbatas di Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas dan otonomi di beberapa bagian Tepi Barat.

Dia menuntut kemerdekaan penuh di kedua wilayah tersebut. Dia berpendapat penolakan Hamas untuk menyerahkan kendali atas Gaza merupakan tindakan menerima pemikiran musuh.

"Itu menerima pemikiran musuh, yang berencana punya negara mini di Gaza dan otonomi di Tepi Barat," ucapnya.

Seperti diketahui, kelompok Hamas menguasai Gaza dari pasukan Abbas pada 2007, dan upaya rekonsiliasi berulang kali gagal.

https://internasional.kompas.com/read/2018/10/29/08421161/presiden-palestina-tidak-ingin-tawaran-perdamaian-oleh-trump-terwujud

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke