Salin Artikel

Selain Concorde, Ini 5 Pesawat Supersonik yang Pernah Dikembangkan

KOMPAS.com - Pesawat supersonik didesain memiliki spesifikasi khusus, terutama memiliki kelebihan dalam hal kecepatan yang mampu melebihi kecepatan suara.

Pada era 1960-an, dunia digemparkan dengan hadirnya pesawat Concorde sebagai pesawat supersonik yang digunakan untuk penerbangan komersial.

Hasilnya, Concorde mampu mengangkut 100 penumpang lintas negara yang membutuhkan waktu supercepat.

Misalnya, penumpang bisa menghemat waktu tempuh dari New York menuju London hanya sekitar 2 jam 30 menit. Namun, ada dampak yang ditimbulkan ketika pesawat ini lewat, yaitu suara "sonic boom" yang mampu memecahkan rumah penduduk.

Meski begitu, Concorde bukan satu-satunya pesawat supersonik yang ada di dunia. Berikut ini pesawat yang menggunakan teknologi supersonik, baik untuk kepentingan sipil maupun militer:

Menjalani uji terbang pada Desember 1968, Tu-144 tercatat bisa melebihi kecepatan suara pada Juni 1969.

Seperti dilansir dari Britannica, pesawat ini mulai diperkenalkan ke Moscow pada Mei 1970.

Dalam produksinya, Tu-144 memiliki panjang 65,7 meter dan lebar sayap 28,8 meter. Kecepatannya hampir sama dengan Concorde buatan Inggris dan Perancis.

Terdapat banyak isu mengenai desain dari Tupolev ini. Pesawat yang hadir dua bulan sebelum Concorde dinilai menjiplak desain Concorde.

Namun, Tupolev hanya melayani penumpang hingga 1978 setelah serangkaian kecelakaan terjadi.

Pesawat ini dirancang oleh Biro Desain Sukhoi di Rusia pada 1984. Pesawat ini mempunyai panjang 21,9 meter dengan rentang sayap 14,7 meter.

Tingginya 5,93 meter dan mesinnya Lyulka AL-31F turbofan. Rusia mengembangkan pesawat ini untuk kepentingan militer.

Untuk persenjataan, pesawat ini mempunyai meriam GSh-30-1 30 mm dengan 150 butir peluru, peluru kendali anti-radiasi X-31, peluru kendali udara ke darat X-29L/T, serta bom KAB-150 dan UAB-500 serta bom KAB-500Kr, KAB-1500Kr, KAB-1500L / 1500F / 1500L-PR dan masih banyak lainnya.

Berbeda dengan yang lain, pesawat jenis ini mempunyai sayap berbentuk semidelta dan Terdapat dua mesin di dalam badan pesawat.

Pada bagian sayap terpasang saluran udara berbentuk kotak dan mempunyai sistem "airbrakes" yang dipasang di atas bodi pesawat, di belakang kokpit.

Saat ini, pesawat ini digunakan Rusia, Indonesia, Angola, Belarus, Ethiopia, Kazakhstan, China, Ukraina, Urbekistan, dan Vietnam.

Namun, rencana itu tak pernah tercapai karena pesawat itu malah dikembangkan menjadi pesawat pengebom dengan tingkat di bawahnya.

Dilansir dari Boeing.com, pesawat ini mendapat julukan "The Bone" yang notabene sebagai pesawat pengebom supersonik jarak jauh.

Pesawat ini melayani militer Amerika Serikat pada 1985 dan digunakan dalam berbagai misi. Sampai saat ini, pesawat ini masih terus digunakan.

B-1 Lancer bisa menampung empat kru. Panjangnya 44,5 meter dan memiliki lebar sayap 41,8 meter dengan tinggi sekitar 10.4 meter. Ketika sedang berada di udara, pesawat ini mampu berjalan dengan kecepatan maksimal 1.340 kilometer per jam.

Selain negara Eropa, India juga berhasil mengembangkan teknologi supersonik. Melalui perusahaan Hindustan Aeronautics Limited (HAL), pesawat supersonik dengan julukan Tejas berhasil didesain India.

Tejas berasal dari bahasa Sansekerta yang mempunyai makna cahaya. Konsep awal dikembangkan kali pertama pada 1975, tapi gagal karena tak mendapatkan mesin yang sesuai dengan kebutuhan ketika itu.

Dari tahun ke tahun, teknologi ini mengalami penundaan dalam produksi karena mengalami berbagai kendala. Akhirnya, pada Januari 2001 pesawat jenis ini bisa terbang perdana dan masih terus berproduksi.

Meski didaulat sebagai buatan dalam negeri, tak semua komponen pesawat tempur itu dibuat di India. Mesin jet yang digunakan untuk pesawat ini adalah buatan General Electric yang bermarkas di Amerika Serikat.

Sebagai pesawat jet tempur canggih, harga jual Tejas terbilang murah. HAL mematok harga Tejas sebesar 28 juta dolar AS per unit. Bandingkan dengan Sukhoi Su-35 buatan Rusia yang dibanderol 40 juta dolar AS.

Untuk membangun Tejas, HAL menggunakan material komposit yang tidak hanya membuat bobot pesawat menjadi lebih ringan, tetapi juga menambah efektivitas radar.

HAL Tejas nantinya akan menggantikan armada Sukhoi Su 30MKII dan MiG-29 yang akan pensiun paling lambat pada 2030.

Prototipe dari pesawat ini memulai debutnya pada tahun 2000 dan memulai produksi pertama pada 2006.

Pesawat ini memiliki panjang 15, 67 meter dan rentang sayap 10,7 meter serta tingginya 4,33 meter. Ketika berada di udara, pesawat ini mempu melaju dengan kecepatan maksimal 2,065 kilometer per jam.

Sektor persenjataan, F-35 dilengkapi dengan rudal dan beberapa bom.

Hingga saat ini, banyak negara yang mengantre untuk memesan pesawat ini untuk menambah kekuatan sektor militernya. Pesawat ini dicap memiliki kecanggihan yang lebih daripada pesawat tempur lainnya.

https://internasional.kompas.com/read/2018/10/24/13193701/selain-concorde-ini-5-pesawat-supersonik-yang-pernah-dikembangkan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke