Salin Artikel

Anaknya Pelaku Penembakan Massal Crimea, Perawat Ini Coba Bunuh Diri

Pasalnya seperti dilansir Daily Mirror Jumat (19/10/2018), si perawat kaget setelah tahu anaknya-lah pelaku penembakan massal tersebut.

Galina Roslyakova sigap memberikan pertolongan pertama ketika paramedis membawa korban penembakan di Kerch Polytechnic College tersebut.

Menurut penuturan media setempat, polisi mendatanginya dan memberi tahu putranya, Vladislav Roslyakov merupakan pelaku penembakan.

Galina kemudian berupaya bunuh diri setelah mendengar keterangan polisi. Adapun mantan suaminya juga dibawa untuk dimintai keterangan.

Roslyakov melepaskan tembakan dan melemparkan bom ke sekolahnya pada Rabu (17/10/2018), dan menewaskan 21 orang serta melukai 65 orang.

Kebanyakan korban tewas berusia antara 15-19 tahun. Termasuk di dalamnya juga ibu dan anak, Svetlana serta Anastasia Baklanova, yang berusia 57 dan 26 tahun.

Sejumlah guru menunjukkan aksi kepahlawanan dengan mencoba mengalihkan perhatian Roslyakov agar murid yang lain bisa menyelamatkan diri.

Setelah melakukan aksinya, Roslyakov dilaporkan bunuh diri. Terdapat kekhawatiran jika remaja 18 tahun itu mendapat bantuan.

Kepala Crimea Sergey Aksyonov yang dilantik Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan Roslyakov bertindak sendirian. Namun pernyataannya mendapat cibiran.

"Engkau bohong! Anak-anak kami mengatakan yang sebaliknya," teriak orangtua murid. Sejumlah saksi mata berujar terdapat lebih dari satu pelaku.

Putin dalam pertemuan internasional di Sochi menyebut penembakan massal di Crimea sebagai hasil dari globalisasi.

Selain itu, presiden 66 tahun itu menjabarkan peristiwa itu berawal dari kejadian tragis di sekolah-sekolah Amerika Serikat (AS).

Di media sosial, banyak yang membandingkan aksi penembakan tersebut mirip dengan insiden yang terjadi di SMA Columbine di AS pada 1999, yang merenggut 13 nyawa.

Dalam foto yang beredar di internet, Roslyakov mengenakan kaus yang sama dengan Eric Harris, salah seorang pelaku pembantaian Columbine.

Sementara itu, mantan kekasih pelaku penembakan yang menewaskan 20 orang di sekolah di Crimea menyatakan, pelaku beraksi atas dorongan balas dendam terhadap bullying.

"Dia kehilangan kepercayaan pada orang lain saat teman-teman sekelasnya mulai mempermalukan dia karena berbeda," kata perempuan bernama Zlata kepada Russia Today.

"Vladislav selalu bercerita tentang seringnya dia berkelahi dengan orang-orang di sekitarnya," ujar remaja berusia 15 tahun tersebut.

Gadis itu putus dengan Roslyakov sebelum terjadinya penembakan massal. Namun, dia mengaku mantannya itu tertarik dengan hal-hal terkait menembak.

"Saya minta maaf kepada orang-orang yang ditembak, dan saya sangat berduka karena dia bunuh diri. Dia merupakan teman yang sangat baik," ucapnya.

Aksi penyerangan oleh pelajar yang tidak puas dengan sekolah dan perguruan tinggi pernah menjadi berita utama sebelumnya di Rusia.

Pada Januari lalu, seorang siswa menyerang guru dan teman-teman sekolahnya dengan kapak di Siberia. Dia juga berupaya membakar gedung sekolah.

April 2018, pelajar menikam guru dan seorang murid lainnya di Pegunungan Ural dan kemudian membakar ruang kelas.

https://internasional.kompas.com/read/2018/10/19/16062621/anaknya-pelaku-penembakan-massal-crimea-perawat-ini-coba-bunuh-diri

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke