Salin Artikel

Teror Jarum pada Buah, PM Australia Minta Warga Dukung Petani Stroberi

Morrison menjanjikan kontrol ekspor yang lebih ketat, seiring dengan menyebarnya temuan jarum pada buah hingga ke negara lainnya.

Dia merinci beberapa langkah yang akan dilakukan pemerintah guna memulihkan kepercayaan industri, termasuk pendanaan untuk meninjau kemasan dan pemanfaatan X-ray.

"Ada pekerjaan yang juga sedang dilakukan untuk mendukung komunikasi melalui rantai pasokan ke pasar internasional kami," ucapnya, seperti dikutip dari AFP, Kamis (27/9/2017).

Industri buah-buahan di Australia terguncang oleh serangkaian insiden selama beberapa pekan terakhir. Konsumen ketakutan karena meluasnya temuan jarum pada buah segar.

Sementara, pihak berwenang masih berjuang untuk menemukan pelaku sesungguhnya.

"Itu menunjukkan kepada Anda apa yang terjadi di Australia, masyarakat datang bersama-sama dan menanggapi seruan untuk bilang 'Mari kita mendukung petani stroberi',"kata Morrison.

"Siapa pun orang yang memulai ini, dia bodoh sepenuhnya dan kita bersama dengan masyarakat Australia yang baik untuk mendukung petani stroberi," ucapnya.

Pemerintah Australia telah mengumumkan kepada pasar internasional bahwa sejak 19 September lalu, eksportir Australia diharuskan memberikan jaminan stroberi yang dikirim bebas dari kontaminasi logal.

Pekan lalu, teror jarum telah sampai ke Selandia Baru yang membuat otoritas setempat mendorong pemeriksaan ekstra terhadap buah-buahan asal Australia.

Selain itu, perusahaan swalayan terbesar di Singapura, NTUC FairPrice, telah menghentikan semua impor stroberi dari Australia mulai Senin (24/9/2018) sebagai tindak pencegahan.

Penjualan stroberi di swalayan itu bahkan telah menurun 10 persen sejak kemunculan laporan sabotase buah.

https://internasional.kompas.com/read/2018/09/27/14490161/teror-jarum-pada-buah-pm-australia-minta-warga-dukung-petani-stroberi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke