Salin Artikel

Biografi Tokoh Dunia: Michael Faraday, Bapak Listrik

Dikenal sebagai salah satu ilmuwan terhebat dunia, penemuannya termasuk prinsip induksi elektromagnetik, diamagnetik, dan elektrolisis.

Selain itu di bidang kimia, dia memperkenalkan istilah seperti anoda, katoda, elektroda, dan menemukan komponen bernama benzene.

Berikut adalah biografi ilmuwan yang fotonya kelak bakal dipajang oleh Albert Eisntein bersama Isaac Newton dan James Clerk Maxwell.

1. Masa Kecil

Faraday lahir pada 22 September 1791 di Newington Butts (kini bagian London Borough of Southwark), dan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.

Karena berasal dari keluarga miskin, dia hanya mendapat dasar-dasar pendidikan sekolah seperti membaca, menulis, kemudian dia belajar secara otodidak.

Pada usia 14 tahun, dia menjadi loper koran dan penjilid buku serta murid George Riebau, seorang penjilid dan penjual buku setempat.

Selama tujuh tahun berguru di sana, dia menghabiskan waktu dengan membaca buku seperti The Improvement of the Mind karya Isaac Watts.

Ketertarikan Faraday akan ilmu pengetahuan, terutama kelistrikan, muncul setelah dia membaca karya Jane Marcet, Conversations of Chemistry.

2. Kehidupan Dewasa

Pada 1812 ketika umurnya 20 tahun, Faraday menghadiri kuliah Humphry Davy, seorang ahli kimia terkenal dari Royal Institution dan Royal Society, serta pendiri City Philosophical Society John Tatum.

Semua tiket tersebut dibelikan William Dance, seorang pianis dan violis yang juga salah satu pendiri komunitas musik Royal Philharmonic.

Faraday mengirimkan Davy sebuah buku setebal 300 halaman yang didasarkan dari catatan Faraday sepanjang kuliahnya.

Buku itu mendapat balasan yang positif dari Day. Di 1813, ketika penglihatan Davy terganggu karena nitrogen triklorida, dia memutuskan mengangkat Faraday sebagai asisten.

Per 1 Maret 1813, Faraday menjadi Asisten Kimia di Royal Institution. Davy memercayakan persiapan sampel nitrogen triklorida.

Saat itu, Faraday belum dikategorikan sebagai gentleman. Namun, dia ikut dalam kunjungan Davy ke berbagai negara Eropa pada 1813-185 setelah valetnya (pelayan) tak bersedia diajak.

Saat itu, sangat sulit bagi Faraday membagi tugas antara menjadi pelayan sekaligus asisten ilmuwan. Apalagi istri Davy, Jane Apreece, memperlakukannya dengan buruk.

Faraday tak diizinkan satu kereta bersama mereka, dipaksa makan bersama pelayan, dan perlakuan lain yang sempat membuatnya berpikir kembali ke Inggris.

Satu hal yang menjadi keberuntungan bagi Faraday adalah perjalanan tersebut menuntunnya kepada kelompok ilmuwan elite Eropa.

Antara lain Andre-Marie Ampere dan Alessandro Volta. Faraday mengambil banyak sekali pelajaran dalam turnya tersebut.

Kembali ke Inggris, Royal Institution memutuskan untuk memperpanjang kontrak Faraday dan meningkatkan pendapatannya.

Dia menerbitkan makalah akademis pertamanya. Dalam makalah itu, dia menganalisis kalsium hidroksida dalam Quarterly Journal of Science.

Di 1821 ketika berusia 29 tahun, Faraday diangkat sebagai Inspektur Laboratorium Royal Institution. Di 12 Juni, dia menikah dengan Sarah Barnard.

Empat tahun berselang, dia menjadi Direktur Laboratorium Royal Institution. 1833, Faraday menjabat sebagai Fullerian Profesor Kimia hingga kematiannya.


3. Penemuan-penemuan Faraday

Pada awal studinya di kimia, Faraday meneliti klorin dan karbon klorida baru. Dia kemudian menjadi penemu awal teknik yang dikenal sebagai Pembakaran Bunsen.

Dengan menggabungkan udara dan gas sebelum pembakaran, Faraday berhasil menemukan cara untuk meraih temperatur yang lebih tinggi.

Penemuan lainnya adalah gas bisa dijadikan cairan dan menjadi prinsip lemari ez saat ini. Dia juga menemukan elektromagnetik rotasi.

Penemuannya yang paling besar adalah induksi elektromagnetik yang menjadi pondasi kehidupan manusia di dunia saat ini.

Faraday menemukan bahwa variasi medan magnet menyebabkan listrik mengalir menjadi sebuah rangkaian. Sebelumnya, orang hanya mampu menghasilkan listrik dengan baterai.

Melalui penemuannya, Faraday menunjukkan gerakan dapat berubah menjadi listrik atau secara ilmiah, dapat dijeaskan bagaimana energi kinetik berubah menjadi listrik.

Selain itu, Faraday juga menemukan Hukum Elektrolisis, Efek Faraday, diamagnetisme, hingga Kandang Faraday saat meneliti listrik statis.

4. Kematian

Di 1839, Faraday mulai menderita gangguan saraf. Namun, dia masih menyelesaikan penelitiannya tentang elektromagnetik.

Di masa tuanya, dia mendapat hadiah rumah dari Pangeran Consort, suami Ratu Victoria, di Hampton Court, Middlesex, bebas dari pajak, yang segera ditempati di 1858.

Selalu menangani beberapa proyek pemerintah Inggris, Faraday menolak ketika diminta berpartisipasi untuk membuat senjata kimia di Perang Crimea (1853-1856).

Faraday meninggal dunia dalam usia 75 tahun di Hampton Court pada 25 Agustus 1867. Sebelumnya, dia sempat ditawari pemakaman di Westminster Abbey.

Di sana terbaring jenazah raja dan ratu Inggris serta Isaac Newton. Namun, dia menolaknya dan memilih dimakamkan di samping istrinya di Highgate.

https://internasional.kompas.com/read/2018/09/25/22162771/biografi-tokoh-dunia-michael-faraday-bapak-listrik

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke