Salin Artikel

Ini 3 Negara "Enklave" di Dunia

KOMPAS.com - Batas wilayah menjadi pembatas tegas antara satu wilayah dengan wilayah lain yang fungsinya menjaga kedaulatan negara.

Ada beragam bentu batas wilayah negara. Bisa berupa gapura, tugu, sungai, laut, pagar, dan bahkan sebuah batu sekalipun.

Selain itu, ada negara yang wilayahnya berada dan berbatasan dalam wilayah negara lain.

Negara ini dikenal dengan sebutan negara "enklave" atau negara kantong, yaitu negara yang berada dalam wilayah negara lain. Negara ini berada di tengah suatu negara.

Munculnya negara enklave bisa karena berbagai alasan, seperti sejarah, politis, atau bahkan geografis wilayah.

Negara enklave harus menyelesaikan permasalahan seperti izin dengan negara yang berdekatan agar kedua negara dapat hidup berdampingan.

Di dunia, ada 3 negara enklave, yaitu Vatikan, Lesotho, dan San Marino.

Mari mengenal tiga negara ini!

1. Vatikan

Dengan luas area sekitar 44 hektar, Vatikan juga menjadi negara dengan populasi paling sedikit di dunia karena hanya memiliki 850 warga negara.

Vatikan adalah sebuah negara monarki dengan kepala negara Uskup Agung Roma yang juga pemimpin umat Katolik sedunia.

Para pejabat tertinggi negara ini semuanya adalah klerus/rohaniwan Katolik yang berasal dari berbagai negara.

Rekor lain yang dimiliki Vatikan adalah jalur kereta api terpendek di dunia sepanjang 1,27 kilometer.

Vatikan dulunya tak sekecil ini ketika seluruh Semenanjung Italia masih berada di bawah kekuasaan Paus (700-1870).

Saat itu, Negeri Kepausan memiliki wilayah seluas 44.000 kilometer persegi.

Negara ini mempunyai wilayah seluas 30.355 kilometer persegi yang wilayahnya benar-benar dikelilingi oleh Afrika Selatan yang memiliki luas 1,2 juta kilometer persegi.

Lesotho, yang menganut sistem monarki konstitusional, muncul sebagai hasil perang pada 1880-1881.

Ada 10 distrik di Lesotho yang masing-masing dikepalai oleh sekretaris distrik. Kesepuluh distrik itu adalah Berea, Butha-Buthe, Leribe, Mafeteng, Maseru, Mohale's Hoek, Mokhotlong, Qacha's Nek, Quthing, dan Thaba-Tseka.

Saat itu, etnis Sotho di Basutoland sukses dalam perjuangan kemerdekaan setelah wilayahnya dianeksasi Cape Colony.

Luas wilayah negara ini sekitar 61 kilometer persegi dan berpopulasi penduduk 33.000 jiwa. Ibu Kotanya adalah San Marino dengan kota terbesarnya Serravalle.

Negara ini terbentuk dari seorang bernama Santo Marinus yang berasal dari Pulau Albe, Kroasia.

Ia meninggalkan pulau itu menuju ke Kota Ramini, Italia. Selain menjadi tukang batu, dia juga mengajarkan Kristen.

Santo Marinus pindah ke Puncak Gunung Titano karena mendapatkan persekusi dari penganiayaan anti-Kristen pada masa pemerintahan Kaisar Romawi.

Di tempat inilah ia membangun gereja kecil sekaligus membentuk komunitas pemeluk agama Kristen, sesuai dengan keyakinan mereka.

San Marino menjadi anggota Majelis Eropa pada 1988 dan anggota PBB pada 1992.

Negara ini bukan anggota Uni Eropa, tetapi mengadopsi mata uang Euro karena sistem keuangannya terintegrasi dengan Italia.

Sistem kepemimpinan San Marino juga mengadopsi dua kepala negara yang dipilih dua kali dalam setahun.

Pemimpin bernama wali kapten atau Capitani Reggenti. Pemilihan kepala negara dilaksanakan setiap enam bulan sekali yaitu pada April dan Oktober.

Untuk menghidupi diri, San Marino menggantungkan perekonomiannya pada industri wisata, perbankan, dan tekstil.

https://internasional.kompas.com/read/2018/09/03/16185531/ini-3-negara-enklave-di-dunia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke