Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Referendum Timor Timur

KOMPAS.com - Hari ini 19 tahun yang lalu, tepatnya pada 30 Agustus 1999, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menggelar referendum di Timor Timur.

Referendum tersebut kemudian menghasilkan sebuah sejarah yaitu keputusan rakyat Timor Timur untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Sebelum membahas soal referendum Timor Timur, ada baiknya kita melihat sejenak ke belakang .

Pada 1974 pecah sebuah kekisruhan politik yang disebut Revolusi Bunga yang dimotori sebuah faksi di dalam angkatan bersenjata Portugal.

Revolusi itu menyebabkan Portugal mempercepat penarikan mundur pasukan dari negara-negara jajahannya seperti Angola dan Mozambik di Afrika.

Apalagi di negara-negara jajahan di Afrika itu, Portugal sudah kerepotan menghadapi perlawanan sejak awal 1960-an.

Berbeda dengan negeri jajahan Portugal di Afrika, tidak ada perang kemerdekaan di Timor Timur. Namun, dengan cepat warga lokal mendirikan partai-partai politik.

Pada mulanya terbentuk tiga partai utama di Timor Timur yaitu, Partai Fretilin, Uni Demokrat Timur (UDT) dan Associacao Popular Democratica Timorense (APODETI)

Pada 28 November 1975, Fretelin memproklamasikan berdirinya Republik Demokrasi Timor Timur. Hal ini mendapat reaksi keras dari partai-partai lainnya.

Karena setiap partai mempunyai misi sendiri-sendiri, Fretilin menginginkan agar Timor Timur merdeka dan berdaulat secara penuh. Sedangkan UDT menginginkan merdeka secara bertahap.

APODETI berbanding terbalik dengan dua partai sebelumnya, mereka ingin agar Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia yang secara geografis dan budaya memiliki kemiripan.

Fretelin yang berhalauan komunis akhirnya memerangi UDT yang mengakibatkan banyak korban jatuh termasuk dari rakyat sipil.

Alhasil, perang saudara tak terelakkan. Dalam perkembangannya UDT dan APODETI meminta bantuan Indonesia untuk meredam situasi yang terjadi.

Setelah melalui berbagai pertimbangan panjang Indonesia akahirnya mengirimkan militernya ke Timor Timur pada 7 Desember 1975.

Bukan malah meredam, masuknya militer Indonesia malah memperkeruh konflik. Fretelin semakin tak terkendali dan korban terus berjatuhan di kedua pihak.

Belakangan, rakyat Timor Timur menolak kehadiran militer Indonesia yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap penduduk yang dianggap sebagai pejuang pro-kemerdekaan atau dekat dengan Fretilin.

Setelah berbagai negosiasi untuk menyelesaikan konflik di Timor Timur tak membuahkan hasil, Indonesia membawa masalah ini ke PBB usai berunding dengan Portugal.

Saat itulah, PBB membentuk misi United Nations Mission in East Timor (UNAMET) untuk meredam semua konflik di daerah tersebut sebelum berujung pada referendum untuk menentukan nasib Timor Timur di masa depan.

Sebelum membentuk UNAMET, pada 11 Juni 1999, Dewan Keamanan PBB menetapkan Resolusi 1246 yaitu kesepakatan antara Indonesia, Portugal dan PBB untuk menggelar sebuah referendum.

Dari kesepakatan itulah, PBB mempunyai membentuk misi UNAMET untuk mengawal referendum yang akan segera digelar.

Tepat pada 30 Agustus 1999, referendum yang difasilitasi PBB digelar. Menurut harian Kompas terbitan 30 Agustus 1999, Presiden BJ Habibie mengajak warga Timtim memberikan suara dalam referendum itu.

Habibie juga mengajak rakyat Timtim tetap bersatu untuk membangun masa depan yang lebih cerah bersama saudara-saudara serumpun di daerah lainnya.

Tercatat sebanyak 438.513 warga Timor Timur memiliki hak untuk memberikan suaranya termasuk 13.279 orang yang memberikan suara di daerah antara lain Jakarta, Yogyakarta, dan ibu kota Portugal Lisbon.

Untuk kepentingan pemungutan suara, UNAMET menyediakan 850 lokasi tempat pemungutan suara.

Setelah dihitung, sebanyak 78,50 persen rakyat Timor Timur menginginkan pemisahan negeri itu dari Indonesia.

Pada Oktober 1999, secara resmi bendera Merah Putih tidak lagi berkibar di Timor Timur menyusul pengembalian kedaulatan Timtim dari Indonesia kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Upacara penurunan bendera Merah Putih di Dilli menjadi pertanda lahirnya sebuah negeri baru yang kini dikenal dengan nama Timor Leste.

https://internasional.kompas.com/read/2018/08/30/20254771/hari-ini-dalam-sejarah-referendum-timor-timur

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke