Salin Artikel

Sebelum Wajib Paspor Berlaku, Ribuan Warga Venezuela Bergegas ke Peru

Pada akhir pekan itu, pemerintah Peru memberlakukan aturan baru yang mengharuskan kepemilikan paspor bagi para pelintas batas.

Selama bertahun-tahun warga Venezuela yang hendak bepergian ke Peru cukup menunjukkan kartu identitas alias KTP mereka.

Pada Kamis (23/82018), Komisioner Tinggi PBB untuk urusan Pengungsi, Filippo Grandi, mendesak Peru dan Ekuador untuk "tetap mengizinkan mereka yang memerlukan perlindungan internasional untuk mendapat akses keamanan dan mencari suaka".

Berdasarkan perhitungan PBB, sebanyak 26.000 warga Venezuela tiba di Peru pada 2017. Namun, kepala imigrasi Peru, Eduardo Sevilla mengatakan, jumlah warga Venezuela yang masuk negaranya jauh lebih besar.

Menurut Sevilla, warga Venezuela yang berada di Peru saat ini mencapai setidaknya 400.000 orang.

Perdana Menteri Peru, César Villanueva menegaskan, kewajiban memiliki paspor saat melintas perbatasan bukan berarti Peru "menutup pintu" bagi para migran asal Venezuela.

Hanya saja, kata Villanueva, menunjukkan KTP Venezuela tidak memberikan cukup informasi dan dapat dengan mudah dipalsukan.

Untuk mempermudah akses bagi kaum lansia, perempuan hamil, dan anak-anak asal Venezuela, Menteri Luar Negeri Peru, Néstor Popolizio, menyatakan akan mengeluarkan "visa kemanusiaan".

Warga Venezuela yang memerlukan visa tersebut dapat mengajukan permohonan melalui perwakilan Peru di Venezuela, Kolombia, Ekuador, dan pintu perbatasan di Tumbes.

Warga Venezuela yang kabur dari negaranya beralasan mereka sudah menderita akibat kekurangan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan mendasar.

"Saya datang ke sini karena kemiskinan parah yang kami alami di Venezuela, karena krisis ekonomi, dan mencari kehidupan yang lebih baik untuk membantu keluarga saya," tutur Mauricio Aparicio, warga Venezuela yang hijrah ke Peru, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

"Ayah saya sakit kanker perut. Seperti yang Anda tahu, kami tidak bisa mendapatkan obat-obatan. Dan kalaupun kami mendapatkannya, harganya sangat mahal," tambah Aparicio.

Untuk menuju Peru, sebagian warga Venezuela berjalan kaki karena tidak mampu membeli tiket bus.

Pemerintah Ekuador kemudian membantu dengan mengerahkan sejumlah bus. Seorang warga Venezuela yang menumpang bus tersebut adalah Maly Avilés.

"Kami menuju Peru. Tidak ada kata kembali. Pulang ke Venezuela sama saja bunuh diri," cetusnya.

Setelah muncul kabar pemerintah Peru akan memberlakukan aturan wajib paspor, antrean untuk mendapatkan paspor Venezuela dilaporkan mengular.

Beberapa orang yang sedang mengantre mengklaim berupaya mendapatkan paspor selama dua tahun.

Lainnya mengaku diminta membayar uang suap yang setara dengan Rp 14,6 juta agar tak perlu mengantre dan langsung mendapat paspor.

Ketika sejumlah orang menyatakan perlu paspor karena alasan mendesak, semisal mengunjungi keluarga yang sakit di luar negeri, permintaan uang suap bisa melonjak menjadi Rp 73 juta.

https://internasional.kompas.com/read/2018/08/24/15544241/sebelum-wajib-paspor-berlaku-ribuan-warga-venezuela-bergegas-ke-peru

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke