Salin Artikel

ISIS Bunuh Sandera dari Kelompok Minoritas yang Diculik di Suriah

Anggota ISIS membunuh pelajar usia 19 tahun itu pada Kamis lalu. Dia merupakan salah satu dari 30-an orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, yang diculik.

Nour Radwan, Kepala lembaga pemantau dan situs berita Suriah Sweida24, mengatakan pria muda tersebut berasal dari desa Al-Shabki.

Dia diculik bersama ibunya. Setelah peristiwa pada 25 Juli 2018 itu, keluarganya menerima kiriman dua video.

Video pertama mempelihatkan eksekusi remaja tersebut, sementara video kedua menunjukkan dia berbicara sebelum dibunuh.

Sweida24 seperti diwartakan AFP, mengunggah video kedua yang berisi rekaman seorang remaja duduk di tanah dengan pemandangan berbatu.

Dia tampak mengenakan kaus berwarna hitam dan tangannya diikat ke belakang. Sejauh ini, video tersebut tidak bisa diverifikasi secara independen.

Namun, lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia di Suriah (SOHR) menyatakan eksekusi tersebut yang pertama sejak insiden penculikan massal dilakukan.

Seperti diketahui, pada 25 Juli 2018, ISIS melakukan serangkaian serangan di ibu kota provinsi Sweida dan beberapa desa hingga menyebabkan lebih dari 250 orang tewas.

Itu merupakan serangan paling mematikan yang pernah ditargetkan kepada pemerintah daerah, dan kelompok minoritas Druze.

Selama serangan tersebut, anggota ISIS menculik 36 perempuan dan anak-anak Druze.

Koordinator SOHR Rami Abdel Rahman menyatakan, empat orang dari perempuan itu berhasil melarikan diri, sedangkan yang dua tewas.

Selain itu, ada 17 orang pria di area yang ditargetkan ISIS dilaporkan menghilang.

"Namun, kami masih belum mengetahui apa mereka diculik atau tidak," ujar Rahman.

Pada Jumat lalu, pemimpin keagamaan Druze menyatakan, sekutu rezim pemerintah Suriah, Rusia, telah melakukan pembicaraan dengan ISIS untuk pembebasan mereka.

https://internasional.kompas.com/read/2018/08/05/16150031/isis-bunuh-sandera-dari-kelompok-minoritas-yang-diculik-di-suriah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke