Salin Artikel

Militer Libya Minta Bantuan Inggris untuk Beri Pelatihan Anti-teror

Mayor Jenderal Mohamed Al-Zain, komandan pasukan kontra-terorisme dari pemerintah Libya yang didukung PBB mengatakan, pihaknya telah meminta bantuan Inggris untuk mengajarkan unit khususnya kemampuan melawan kelompok teroris.

Hal tersebut menyusul adanya kekhawatiran akan pergerakan kelompok ISIS yang tengah berupaya membangun kembali kekuatannya.

"Saat ini mereka (ISIS) sedang berusaha mengumpulkan dan membangun kembali pasukan mereka," kata Al-Zain.

"Karena perbatasan Libya yang tidak sepenuhnya berada di bawah kendali, ada kekhawatiran tentang pergerakan kelompok Daesh, dari lokasi di mana mereka kini diserang menuju ke padang pasir Libya," tambahnya.

"Karenanya kami meminta bantuan dari rekan Inggris kami untuk memberikan pelatihan. Pelatihan yang kami maksudkan di sini adalah untuk pasukan kontra teroris," ujar Al-Zain.

Al-Zain mengharapkan, jika Inggris mengabulkan permintaan tersebut maka pelatihan diharapkan dapat digelar di Libya.

"Melatih pasukan kami di wilayah Libya tentu akan lebih baik dan lebih menguntungkan bagi kami," kata Al-Zain.

Menurut Al-Zain, masih ada beberapa ratus anggota ISIS yang bersembunyi di sekitar negaranya. Jumlah tersebut telah menurun dari 5.000 anggota pada dua tahun lalu.

Sementara, melansir dari Daily Mail, sumber pertahanan Inggris mengaku belum menerima permintaan resmi dari militer Libya namun mengatakan bakal mempertimbangkannya.

Pengerahan pasukan pelatihan Inggris ke Libya juga dianggap memungkinkan, meski akan membutuhkan sejumlah besar pasukan untuk mengamankan misi pelatihan.

Situasi keamanan di Libya saat ini dianggap sangat tidak stabil karena tidak ada pemerintah yang bertanggung jawab penuh sejak digulingkannya Moammer Ghadafi dan kini banyak kelompok milisi yang bersaing untuk mendapatkan kontrol.

Selain itu tidak ada kehadiran permanen dari pasukan Inggris di negara tersebut.

Terakhir kali Inggris mengirimkan pasukan pelatihan ke Libya pada 2016 dari seluruh pasukan yang diberangkatkan hanya sepertiga yang akan terlibat dalam pelatihan dan sisanya diperlukan untuk perlindungan.

Sebelumnya, Jenderal Al-Zain telah bertemu dengan duta besar Inggris untuk Libya, Frank Baker dan membahas rencana membangun kembali hubungan yang lebih erat.

"Ini berdasarkan arahan dari perdana menteri Libya dan juga dari pihak Inggris. Tingkat koordinasi pertama adalah dengan saling berbagi informasi intelijen," ungkap dia.

Menurutnya, perang melawan terorisme adalah 75 persen pengumpulan intelijen dan 25 persen menjalankan operasi berdasar informasi intelijen yang telah dikumpulkan.

https://internasional.kompas.com/read/2018/07/25/16160041/militer-libya-minta-bantuan-inggris-untuk-beri-pelatihan-anti-teror

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke